Anak Harimau Sumatera di TMSBK Bukittinggi Mati karena Malnutrisi
Seekor anak harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) berjenis kelamin jantan mati karena mengalami malanutrisi dan dehidrasi di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
"Pada 1 Juli pukul 09.00 pagi, berdasarkan hasil pemeriksaan, anak harimau Sumatera ini dinyatakan mati oleh tim medis," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumbar Hartono di Padang, Rabu (1/7), seperti dikutip Antara.
Berdasarkan hasil nekropsi diketahui penyebab kematian anak harimau ini karena mengalami malanutrisi dan dehidrasi. Hasil itu diperkuat lewat pemantauan CCTV yang memperlihatkan induk harimau sudah beberapa hari tidak menyusui anaknya.
Ia mengatakan anak harimau tersebut lahir pada 24 Juni 2025 pukul 03.00 pagi. Sejak awal anak harimau tersebut berada satu kandang dengan induknya. Petugas secara rutin terus memantau perkembangan lewat kamera pengintai atau CCTV.
"Petugas memantau perkembangan dan pengawasan lewat layar monitor, karena pada saat itu induknya memang tidak bisa didekati," kata dia.
Induk Harimau Mengalami Stress
Kemudian pada 29 Juni, hasil monitoring petugas lewat layar monitor mendapati induk harimau mengalami stress dan anaknya selalu dipindahkan dengan cara digigit.
Tim medis akhirnya memutuskan untuk mengevakuasi anak harimau dari induknya. Apalagi, selama satu hingga dua hari terakhir induk harimau tidak mau lagi menyusui anaknya.
"Tim medis berkoordinasi dengan BKSDA Sumatera Barat menyatakan anak harimau harus dievakuasi dari induknya," kata dia.
Setelah berhasil mengevakuasi atau memindahkan anak harimau dengan induknya, petugas memberikan susu kambing sebagai pengganti susu induk harimau.
Lebih jauh ia menjelaskan hasil penelusuran tim medis bersama BKSDA, anak harimau yang mati tersebut merupakan generasi keenam. Adapun lima generasi lainnya, pada umumnya mengalami kelainan genetik dari induk yang sama.
