Studi: Potensi Panel Surya di Luar Angkasa Layak Dijajaki

Image title
22 Agustus 2025, 11:45
Panel surya di luar angkasa
NASA
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sebuah studi dari Universitas King's College London mengelaborasi potensi penerapan panel surya di luar angkasa yang diprediksi bisa memangkas 80% kebutuhan energi terbarukan di Eropa pada 2050.

Seperti dilansir dari The Guardian, panel surya di luar angkasa akan menekan biaya sistem kelistrikan Eropa hingga 15% sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap penyimpanan baterai.  Berbeda dengan panel surya konvensional yang bergantung pada cuaca, panel surya yang ditempatkan di luar angkasa akan memiliki cermin pemantul yang menangkap sinar matahari dari orbit, kemudian memancarkannya ke stasiun penerima di Bumi untuk dikonversi menjadi listrik. Karena beroperasi di luar atmosfer, SBSP mampu menyediakan pasokan energi yang konstan dalam skala gigawatt.

Konsep ini didasarkan pada rancangan panel surya orbit milik NASA dan dimasukkan ke dalam simulasi jaringan listrik Eropa.  Studi ini memanfaatkan model komputer canggih untuk mensimulasikan sistem kelistrikan di 33 negara Eropa, dan menjadi yang pertama mengevaluasi dampak penggunaan panel surya luar angkasa.

Kendati potensial,  studi ini juga mengakui sejumlah tantangan serius. Beberapa di antaranya termasuk risiko kemacetan orbit, potensi gangguan transmisi, dan kerusakan akibat serpihan antariksa.

Selain itu, biaya pembangunan, peluncuran, dan pemeliharaan infrastruktur luar angkasa masih sangat tinggi saat ini. Diperkirakan, potensinya baru dapat tercapai pada pertengahan abad ini, seiring dengan kemajuan teknologi yang menekan biaya operasional.

“Kita juga harus mempertimbangkan kemungkinan dampak dari panel surya berjumlah besar di orbit yang bisa menimbulkan risiko tabrakan atau menjadi sasaran serpihan antariksa,” kata Dr. Wei He, dosen senior di Departemen Teknik King’s College London sekaligus penulis utama studi ini.

Meski begitu menurut Wei, sistem energi terbarukan di daratan saat ini menghadapi tantangan besar, seperti pasokan yang fluktuatif akibat faktor cuaca serta biaya yang bervariasi. Inovasi ini muncul sebagai alternatif sumber daya terbarukan yang tersentralisasi, stabil, dan tidak terpengaruh oleh kondisi atmosfer.

“Teknologi ini bisa menjadi solusi skala besar untuk pasokan energi bersih Eropa di masa depan. Ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan teknologi ini secara serius," kata Wei.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nuzulia Nur Rahmah

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...