Transformasi Blok M, Sempat Tak Terawat Kini Jadi Kawasan Green Creative Hub
Blok M dikenal sebagai salah satu kawasan dengan identitas kuat di Jakarta. Pada era 1970 hingga 1990-an, kawasan ini kerap dimanfaatkan anak-anak muda untuk berkreasi sekaligus menjadi penggerak ekonomi baru.
Namun, kawasan tersebut sempat tidak terawat sebelum akhirnya kembali dikembangkan sebagai salah satu Kawasan Berorientasi Transit (KBT) di Jakarta. Direktur Utama PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ) Ferdiansyah Roestam menjelaskan, panduan rancang kota Blok M tidak bisa menghilangkan karakteristik yang telah melekat puluhan tahun.
“Kami berkomitmen untuk merancang dan mendesain ulang, tapi tidak membebani anggaran pemerintah,” ujar Ferdi dalam acara Katadata Green Collabs: Selaras Urban, di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (23/8).
Ferdi menambahkan, kawasan Blok M bertahan hidup melalui skema commercial tenancy, kerja sama branding dan periklanan, pelaksanaan acara, hingga aktivitas brand activation. Karena identitasnya yang erat dengan kreativitas, tema “Green Creative Hub” ditetapkan sebagai Panduan Rancang Kota Blok M.
“Identitas Blok M memang kreativitas, jadi ini yang mau kita dorong. Tapi pendekatannya ke aktivitas ruang terbuka hijau,” jelasnya.
Kawasan Berorientasi Transit sendiri merupakan konsep pengembangan berbasis mixed use. Dalam satu kawasan, masyarakat dapat tinggal, beraktivitas bisnis, berbelanja, berolahraga, hingga berekreasi.
Selain Blok M, terdapat lima titik KBT lain di Jakarta, yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Istora, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Pengembangan KBT dinilai dapat meningkatkan akses ekonomi sekaligus menekan penggunaan kendaraan, mengurangi kemacetan, dan menurunkan polusi udara.
KBT juga diharapkan mendorong budaya berjalan kaki dan gaya hidup sehat di tengah masyarakat.
