Retno Marsudi: Kualitas Ekosistem Danau Memburuk, Pasokan Air Bersih Terancam
Sementara itu, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Air, Retno Marsudi menyebut kualitas ekosistem danau sudah merosot drastis sejak era 1970-an.
Retno mengatakan hingga saat ini spesies hewan dan tanaman di danau telah menurun 85% sejak 50 tahun yang lalu. Padahal, danau berperan penting sebagai 87% pasokan air bersih dunia. Retno menyampaikan, perayaan Hari Danau Sedunia yang ditetapkan PBB setiap 27 Agustus, menjadi pengingat agar pekerjaan rumah terkait danau dikerjakan berkesinambungan mulai sekarang.
“Apabila kerusakan danau berlanjut, maka pada tahun 2050 kualitas ekosistem danau akan turun 20%,” kata Retno, dalam sambutannya di Rapat Koordinasi Nasional Penyelamatan Danau Indonesia di Jakarta, Rabu (1/10).
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menyebut saat ini, terdapat 15 danau prioritas nasional yang memiliki kualitas tergolong buruk. Permasalahan yang ditemukan, di antaranya degradasi lingkungan hingga menyebabkan tingginya sedimen danau, budidaya dengan keramba jaring apung, serta penambahan hewan invasif yang mengganggu ekosistem danau.
“Ada 12 kementerian yang mendukung penuh upaya penyelamatan danau prioritas nasional, tetapi hanya sebatas administrasi saja. Secara fisik apa yang telah kita lakukan? Belum banyak,” jelas Hanif.
Adapun 15 danau yang menjadi prioritas nasional antara lain Danau Toba, Singkarak, dan Maninjau di Sumater. Kemudian Danau Rawa Pening dan Rawa Danau. Lalu ada Danau Batur di Bali, Tondano, Limboto, Poso, Tempe, dan Matano di Sulawesi. Di Kalimantan ada Danau Kaskade Mahakam dan Sentarum. Sementara di Papua ada Danau Sentani.
“Misalnya saat perayaan dengan melepas ikan, tetapi sejatinya ikan itu jenis invasif (bukan asli dari ekosistem),” katanya.
Penumpukan sampah dari aktivitas pariwisata menambah panjang daftar masalah yang timbul di danau Indonesia. Untuk itu, Kementerian Lingkungan Hidup berencana melakukan koordinasi bulan depan, bersama 12 kementerian terkait.
