BPOM Lakukan 3 Langkah untuk Tangani Kasus Cemaran Radioaktif Cesium-137

Image title
Oleh Antara
7 Oktober 2025, 09:24
BPOM, radioaktif, Cesium-137
Katadata/Fauza Syahputra
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan tiga langkah dalam menangani kasus cemaran radioaktif Cesium-137 pada komoditas udang dan cengkeh, yakni dekontaminasi bersama Satuan Tugas CS-137, asesmen bersama dengan BPOM AS (US FDA), serta reimpor.

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan ketiga langkah tersebut dijalankan untuk meyakinkan US FDA bahwa Indonesia serius menangani kasus cemaran tersebut. Dengan demikian, citra dan reputasi Indonesia di mata dunia diharapkan membaik.

"Bukan meyakinkan berdasarkan diskusi, bukan meyakinkan dengan apologies. Bukan meyakinkan dengan bantah-bantahan, tapi kita yakinkan dengan data. Itulah yang dilakukan Satgas termasuk BPOM," kata Taruna, seperti dikutip Antara, Senin (6/10).

Menurutnya, BPOM berkoordinasi dengan Satgas CS-137 untuk dekontaminasi dan mengisolasi sejumlah daerah lokasi cemaran radioaktif guna memastikan proses berjalan lancar. BPOM juga melakukan asesmen bersama dengan US FDA.

"Yang ketiga, kita juga dapat bukti bahwa ada sebagian cesium ini yang terkontaminasi dari bahan baku pembuatan besi yang diimpor dari Filipina. Itu kita lakukan reimpor bahan-bahan ini," ujar Taruna.

Kontaminasi Cesium-137 Rendah

US FDA memiliki standar kadar Cesium-137 pada makanan sebesar 1.200 Bq/kg. Namun, Indonesia memiliki penetapan yang jauh lebih rendah, yakni 500 Bq/kg.

"Nah, yang didapatkan itu dari 400 lebih kontainer itu cuma ada empat. Dari empat kontainer itu juga sangat rendah, hanya 68 Bq/kg," kata Taruna.

Meski demikian, hal ini perlu menjadi perhatian karena berhubungan dengan perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain.

"Buktinya, Saudi Arabia sudah melarang udang-udang segar yang mau dikirim ke sana," ujarnya.

Belajar dari pengalaman terdahulu, pada 2011 ketika produk-produk laut Jepang terindikasi terkontaminasi radioaktif karena ada gempa yang merusak fasilitas nuklir Fukushima sehingga mencemari laut.

Taruna menyebut Jepang perlu waktu sepuluh tahun untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Kan bahaya sekali kalau sepuluh tahun. Tapi, kita sudah dapat caranya. Yang pertama, kita harus yakinkan."

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...