Cina Targetkan Produksi Kapal Berbahan Bakar Hijau Besar-besaran

Tia Dwitiani Komalasari
29 Desember 2023, 16:32
EMKL adalah
Pexels
EMKL adalah

Cina menargetkan memproduksi lebih dari separuh kapal di dunia yang menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan pada 2025. Hal itu tercantum dalam pedoman yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian Cina pada Kamis (28/12) waktu setempat.

Namun mereka tidak memberikan perkiraan berapa jumlah kapal yang terlibat. Namun pedoman tersebut menyatakan Cina akan membangun lebih banyak kapal yang menggunakan bahan bakar rendah karbon seperti metanol dan gas alam cair. Hal ini sebagai bagian dari upaya Beijing untuk menjadi netral karbon pada tahun 2060.

“Menerapkan inovasi pada mesin kapal, meningkatkan efisiensi bahan bakar tradisional dan mesin kelautan LNG, dan terus meningkatkan penggunaan LNG pada mesin kelautan dalam skala besar,” demikian bunyi dokumen yang dikeluarkan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/12).

Perusahaan-perusahaan utama telah mencapai kemajuan dalam mengurangi polusi dan emisi karbon dengan konsumsi energi komprehensif per 10.000 yuan turun 13,5% dari tingkat tahun 2020.

Perbaikan lingkungn pada industri pelayaran akan selesai pada 2030.

Bahan Bakar Hijau Terlaris

Menurut International Energy Agency (IEA), permintaan bahan bakar hijau di skala global totalnya mencapai 159,1 juta kiloliter (kl) pada 2019. Namun, pada 2020 permintaan menurun seiring dengan awal munculnya pandemi, dan baru mulai pulih pada 2021.

"Permintaan biofuel kembali pulih pada 2021 dari dampak Covid-19, hingga mendekati level tahun 2019," ungkap IEA dalam laporan Renewable Energy Market Update edisi Mei 2022.

Menurut data IEA, selama periode 2019-2021 bahan bakar hijau yang memiliki permintaan tertinggi di skala global adalah etanol, yakni bahan bakar cair dari olahan tebu atau tanaman berpati seperti singkong, gandum, sorgum, dan sebagainya.

Sedangkan permintaan global untuk bahan bakar hijau jenis biodiesel dan renewable diesel lebih rendah, seperti terlihat pada grafik.

Indonesia melalui Pertamina, sudah mampu memproduksi bioavtur, biodiesel, dan renewable diesel. Bioavtur adalah bahan bakar cair yang dibuat dari campuran minyak inti kelapa sawit dengan avtur. Kemudian biodiesel terbuat dari campuran olahan minyak kelapa sawit dengan solar.

Sedangkan renewable diesel terbuat dari minyak nabati yang diolah dengan metode hidrogenasi (hydrotreated vegetable oil/HVO), yakni mengubah minyak/lemak cair menjadi padat seperti margarin dengan menambahkan hidrogen.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...