Hermanto Dardak Tutup Usia, Ini Profil, Dedikasi dan Pengabdiannya
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Pada Sabtu (20/8) pukul 03.25 WIB, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia periode 2010-2014 Hermanto Dardak meninggal dunia. Kabar meninggalnya Hermanto Dardak disampaikan oleh putranya Emil Elestianto Dardak via aplikasi pesan singkat WhatsApp.
Hermanto meninggal dunia di Pekalongan dalam perjalanan seusai menghadiri seminar nasional mengenai pemindahan ibukota negara di Semarang.
Ia meninggalkan seorang istri, Sri Widayatie, dan 3 orang anak, Emil Elestianto Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur), Amila Alistiawati dan Eron Ariodito. Putra ketiganya, Eril Arioristanto Dardak telah meninggal dunia sebelumnya pada 2018.
Profil Achmad Hermanto Dardak
Dihimpun dari berbagai sumber, pria yang bernama lengkap Achmad Hermanto Dardak ini lahir di Trenggalek, 9 Januari 1957 dari pasangan KH Mochamad Dardak dan Siti Mardiyah.
Hermanto Dardak menempuh studi di Trenggalek hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Trenggalek, dan melanjutkan pendidikan di Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1975 dan lulus pada 1980.
Setelah lulus dari ITB, ia meneruskan studi pasca-sarjana di Teknik Sipil Universitas New South Wales, Australia dan lulus pada 1985 dan mendapat gelar doktor dari Universitas yang sama pada 1990.
Prestasi Hermanto yang merupakan lulusan doktor dari University of New South Wales Australia telah mendapat pengakuan internasional. Hermanto menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan bergengsi Professional of the Year dari International Road Federation.
Hermanto Dardak juga menjadi ketua organisasi permukiman internasional Eastern Regional Organisation for Planning and Housing (EAROPH), dan memimpin Road Engineering Association for Asia and Australasia (REAAA).
Mendedikasikan Diri dalam Pembangunan Infrastruktur
Selama hidupnya, Hermanto Dardak berdedikasi dalam dunia pembangunan infrastruktur dengan terlibat sebagai insinyur sipil di Indonesia.
Seusai lulus, Hermanto meniti karir sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Pekerjaan Umum. Karirnya melesat hingga menjadi Kepala Biro KLN di usia 38 tahun, dan selanjutnya menjadi Dirjen Penataan Ruang dan berperan melahirkan UU Penataan Ruang 2007.
Hermanto kemudian diberikan amanah sebagai Direktur Jenderal Bina Marga dan turut berperan menuntaskan pembangunan jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), mengatasi banjir tol bandara Soekarno-Hatta dengan pembangunan jalur tol elevated.
Hermanto mencapai puncak karirnya saat diberikan tugas sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum periode 2009-2014, di mana dalam kapasitas tersebut ia berperan menginisiasi berbagai rintisan infrastruktur strategis seperti bendungan, jalan tol trans Sumatra melalui konsep penugasan.
Selepas menjabat sebagai Wakil Menteri, Hermanto mendapat tugas khusus untuk merintis pendirian Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) dibawah Kementerian PUPR.
Di dunia keinsinyuran, Hermanto mendapat amanah memimpin sebagai Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia periode 2015-2018, dan turut membidani lahirnya UU Keinsinyuran dan pembangunan menara Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Atas segala pengabdiannya untuk profesi dan pemerintahan, Hermanto memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2014.
Selain itu, beberapa penghargaan lain didapatnya seperti Honorary Fellow dari Institution of Engineer Asia, Distinguish Alumni Award Australia, Insinyur Profesional Utama dari Persatuan Insinyur Indonesia(PPI) dan Legacy Award dari Ikatan Ahli Perencana (IAP).
Saat ini, Hermanto Dardak dipercaya sebagai ketua tim pengarah pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Kementerian PUPR dan turut berperan menentukan titik nol IKN.