Jerome Polin, Tersandung Konten hingga Dicap KY oleh WNI di Jepang
Jerome Polin kembali menjadi perhatian warganet. Kali ini bukan karena prestasi, namun konten komedinya.
Dalam Instagram Reels, ia bersama dengan dua dokter koas, yaitu Ekida Rehan dan Farhan Firmansyah, sedang menari. Mereka bertiga menggunakan atribut dokter, lengkap dengan stetoskop.
Tulisan pada konten tersebut, yaitu Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin," memicu kritik. Netizen berkomentar kalimat itu tidak seharusnya dijadikan bahan bercandaan karena biasa dipakai para dokter untuk memberi tahu keluarga pasien yang meninggal.
Ketiga konten kreator ini sudah memohon maaf. Duo koas kembar Ekida dan Farhan mengatakan maksud tulisan itu adalah mereka sudah berusaha menari semaksimal mungkin. Namun ternyata, malah menimbulkan persepsi ambigu dan multitafsir.
Begitu juga dengan Jerome. Ia sadar bahwa konten dan teks itu memunculkan berbagai persepsi dan bisa disalahartikan, terlebih ia menggunakan atribut dokter. “Aku benar-benar minta maaf untuk hal ini. Ke depannya, aku dan tim akan berusaha untuk lebih bijak dan hati-hati lagi,” cuit Jerome di Twitternya, Senin (27/2).
Siapa Jerome Polin?
Lelaki bernama lengkap Jerome Polin Sijabat ini lahir di Jakarta, 2 Mei 1998, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Sebelum dikenal sebagai seorang pembuat konten di YouTube, Jerome bersama kakaknya, Jehian Panangian Sijabat, membuat sebuah platform bernama Math Q&A di LINE pada 2015.
Melalui platform ini, Jerome mengajar matematika pada pengguna LINE. Seiring berjalannya waktu, media sosial ini merambah pembahasan mata pelajaran lain.
Jerome lulus dari SMA Negeri 5 Surabaya pada 2016. Ia pun mencoba mengejar cita-citanya untuk kuliah di luar negeri. Ia mendapat beasiswa ke Universitas Teknologi Nanyang Singapura, tapi tidak ia ambil.
Akhirnya, ia mencoba peruntungan beasiswa Mitsui-Bussan untuk berkuliah di Jepang. Ia pun lulus dan memulai kuliah dengan beasiswa penuh di Jurusan Matematika Terapan di Universitas Waseda, Tokyo.
Saat di Negeri Sakura, ia kesulitan mencari video YouTube yang mengajarkan bahasa Jepang. Jerome pun mendapat ide membuat kontennya sendiri. Ia membuat kanal YouTube Nihongo Mantappu pada akhir 2017. Inilah awal mula Jerome dikenal luas oleh masyarakat
Kanal YouTube ini berkembang dengan adanya tiga orang teman Jerome; yaitu Ryoma Otsuka, Tomohiro Yamashita, dan Yusuke Sakazaki. Keempatnya menyebut diriWaseda Boys.
Bersama Waseda Boys, Jerome membuat vlog kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa, hingga berjalan-jalan ke berbagai kota. Sampai hari ini, kanal YouTube tersebut sudah memiliki 10 juta subscriber.
Bisnis Jerome Polin
Kesuksesan Jerome tidak lepas dari campur tangan kakaknya yang merangkap sebagai managernya. Pada 2018, dua bersaudara ini mencoba menggaet beberapa pembuat kontek lainnya untuk bergabung dengan Mantappu Corporation.
Ini adalah perusahaan manajemen yang terdiri atas 18 orang talent. Para talent ini berdomisili di berbagai negara, mulai dari Indonesia. Jepang, hingga Jerman. Termasuk juga di dalamnya Waseda Boys yang sudah lama membuat konten bersama Jerome di Negeri Sakura.
Selain menjadi pembuat konten, Jerome menjadi pemengaruh alias influencer media sosial. Ia memperoleh rupiah dari penunjukan duta merek alias brand ambassador. Beberapa perusahaan yang menjadikan Jerome sebagai duta merek misalnya Samsung, Zenius, dan Bibit.
Tidak puas dengan bisnis konten, kakak beradik ini mulai merambah bisnis kuliner pada April 2021. Mereka membuat waralaba minuman teh bernama Menantea.
Dalam pemberitaan media, bisnis ini muncul dari hasil eksperimen Jerome Polin sebelumnya. Lelaki ini mengunggah video berjudul “Eksperimen Campur Minuman dengan Bahan Teraneh dan Ekstrim”, tayang pada 30 Maret 2021.
Waralaba Menantea pun berdiri. Kini sudah ada 200 gerai Menantea di 78 kota di Indonesia.
Kakak beradik ini pun mencoba bisnis makanan. Bersama dengan Alshad Ahmad, Menantea Group menjual ramen, paket nasi, dan tempura dengan jenama Kumaw Ramen. Sejak dibuka pada April 2022, kini sudah ada delapan toko Kumaw Ramen yang tersebar di Jakarta, Bandung, dan Bekasi.
Sijabat bersaudara pernah masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia pada 2021. Pada usia masing-masing 24 dan 22 tahun, mereka masuk ke segmen Media, Marketing, dan Periklanan dengan agensi talent Mantappu Corporation.
Terbaru, pada Februari 2023, Jerome dan Jehian masuk ke daftar Fortune 40 under 40 pada 2023. Mereka duduk di peringkat kesembilan, lebih tinggi dari anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dan aktor Iko Uwais.
Kasus Jerome Polin, hingga Dicap KY
Ini bukan kali pertama Jerome tersandung dengan kontennya sendiri. Pada 2022, lelaki itu mempertanyakan apakah ada pembalap Indonesia yang berlaga di kancah internasional. Sontak ia dibanjiri komentar pengguna Twitter yang menganggap Jerome meremehkan pembalap tanah air.
Cuitan Jerome pun dibalas pembalap mobil Tanah Air, Sean Gelael. Ia menyatakan Jerome bisa bertindak cerdas, tapi ia kurang rasa hormat.
Seiring dengan balasan tersebut, Sean pun melampirkan foto pembalap Indonesia yang berkompetisi di ajang internasional. Akhirnya Jerome pun menerima nasihat tersebut dan meminta maaf.
Di tahun yang sama, Jerome bersama Waseda Boys bertandang ke Alshad Ahmad untuk membuat konten YouTube. Alshad sendiri memelihara berbagai satwa yang dilindungi di kediamannya.
Konten inilah yang menjadi kontroversi karena dianggap sebagai eksploitasi satwa. Alshad yang memelihara tiga ekor harimau pun tidak bisa dianggap sebagai kegiatan konservasi.
Dengan beberapa kasus ini, WNI di Jepang pun mengatakan bahwa Jerome tergolong KY alias kuuki yomenai. Secara singkat, istilah ini bisa diartikan sebagai seorang yang kurang peka dengan keadaan sosial di sekitarnya.
Menurut mereka, Jerome banyak melanggar privasi orang Jepang dalam kontennya. Padahal, biasanya orang Jepang selalu mengaburkan wajah orang di sekitarnya dan Jerome tidak melakukan itu.