Lift Gedungnya Sempat Macet, Berikut Profil Pakuwon Jati
Sebanyak tiga belas pekerja terjebak selama 2,5 jam di dalam tiga lift di gedung perkantoran Pakuwon Tower di Jakarta Selatan kemarin, Senin (8/5). Raksasa real estat PT Pakuwon Jati Tbk (Pakuwon Group) merupakan pengelola gedung itu.
Manajer gedung, Agustinus, mengatakan tiga lift macet secara bersamaan kira-kira pada 18.45 WIB masing-masing di lantai lima, 27, dan 47. Satu lift tengah mengangkut sembilan orang, satu lift tiga orang, dan satu lift lainnya satu orang.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian lift macet di gedung dengan lebih dari 40 lantai tersebut. Namun, kepala regu penyelamatan Yoki Syamsah mengatakan, sejumlah pekerja syok atau mengalami trauma dan telah dibawa ke rumah sakit.
Mereka diduga syok karena lift sempat tiba-tiba turun dan menimbulkan suara keras sebelum macet. Kepolisian masih menyelidiki penyebabnya.
“Yang membuat lama evakuasi (adalah) lift ini berhenti di tengah-tengah jalurnya, karena hanya ada (zona tinggi) sama (zona tengah), serta tidak ada pintu di level (zona tengah),” kata Agustinus, dikutip oleh kantor berita Antara.
Profil Pakuwon Jati
Pakuwon Tower merupakan bagian dari Kota Kasablanka, yang disebut sebagai superblok. Menurut situs web Pakuwon Jati, superblok ini merupakan berskala besar yang mengintegrasikan pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, apartemen, dan hotel.
Lewat anak usahanya PT Elite Prima Hutama, Pakuwon Jati mengakuisisi kawasan dengan lahan 12,9 hektar itu pada 2011. Pada 2012, pembangunan empat apartemen, dua gedung perkantoran, dan mal Kota Kasablanka selesai.
Pakuwon Group mengklaim sebagai pionir pengembangan superblok. Namun, perusahaan yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur, itu juga mengelola mal, perumahan, hotel, dan gedung perkantoran di luar superblok. Properti-propertinya tersebar di ibu kota, Surabaya, Yogyakarta, Surakarta di Jawa Tengah, dan Bekasi di Jawa Barat.
Di DKI Jakarta, Pakuwon juga mengelola superblok Gandaria City, yang berdiri di tengah-tengah kompleks seluas 9,3 hektar. Selain itu, perusahaan juga pemilik pusat perbelanjaan Blok M Plaza.
Untuk hotel, perusahaan tercatat mengoperasikan hotel-hotel mewah, termasuk waralaba hotel Marriot asal Amerika Serikat. Pakuwon Jati mengakuisisi hotel di Yogyakarta itu pada 2020. Marriot Yogyakarta memiliki 347 kamar internasional standar dan terintegrasi dengan mal Hartono.
Hingga 2022, Pakuwon Group telah memiliki 10 pusat perbelanjaan, enam gedung perkantoran, enam hotel, dua apartemen berlayanan (service), 23 kondominium, dan dua kota kecil (township). Perusahaan dengan kode saham PWON ini juga memiliki bank tanah hingga 462,5 hektar.
Sebelum menjadi raksasa real estat, pengusaha Alexander Tedja membangun Pakuwon Jati pada 1982. Pengusaha asal Medan, Sumatera Utara, itu mengawali perusahaan dengan mengembangkan Tunjungan Plaza I, sebuah mal pertama dan terbesar di Surabaya yang beroperasi sejak 1986.
Tujungan Plaza terus berkembang hingga menjadi enam mal. Dalam empat dekade, Pakuwon Jati tumbuh menjadi perusahaan dengan aset hingga Rp 30,6 triliun pada 2022.