Kisah Vice, Berawal dari Media Skena Punk, Kini Dibayangi Kebangkrutan

Amelia Yesidora
11 Mei 2023, 16:40
Perusahaan media berbasis di Amerika Serikat, Vice, terancam bangkrut.
123rf.com/piotrkt
Perusahaan media berbasis di Amerika Serikat, Vice, terancam bangkrut.

Vice Media Group, induk perusahaan yang membawahi perusahaan media Vice dan Motherboard  tengah bersiap mengajukan kebangkrutan. Kabar tersebut muncul di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja dan penutupan media di Amerika Serikat, salah satunya BuzzFeed News

Wall Street Journal melaporkan Fortress Investment Group bakal mencapai kesepakatan untuk membawa Vice keluar dari kebangkrutan. Kesepakatan ini akan mengatur ulang susunan kepemilikan perusahaan, termasuk James Murdoch yang berinvestasi ke Vice pada 2019 melalui Lupa Systems. 

James Murdoch merupakan putra taipan media terkenal asal Australia, Rupert Murdoch. Melalui News Corp, keluarga Murdoch memiliki sejumlah media ternama, termasuk Wall Street JournalNew York Post, The SunThe TimesFox News, dan The Daily Telegraph

Sumber WSJ juga menyebut Vice memiliki valuasi US$ 400 juta atau setara Rp 6 triliun. Sedangkan pihak lain menyatakan angka realistisnya adalah di rentang US$ 300 juta hingga US$ 350 juta (Rp 4,5 triliun hingga Rp 5,25 miliar).

Di puncak kejayaannya, Vice pernah mencapai valuasi hampir US$ 6 miliar atau setara Rp 90 triliun. “Berkat daya tariknya di segmen audiens millenial,” tulis The Guardian, dilansir pada Kamis (11/5).

Vice
Vice (Vicemediagroup.com)

Berakar dari Skena Punk

Kisah Vice dimulai sejak 1994 sebagai majalah punk bernama Voice of Montreal di Montreal, Kanada. Pendirinya adalah Shane Smith, Suroosh Alvi, dan Gavin McInnes. Majalah ini fokus menulis isu musik rap, narkoba, dan punk, lengkap dengan foto yang provokatif. 

Dua tahun kemudian, ketiga pendiri ini membeli percetakan majalah Alix Laurent dan mengganti produk mereka menjadi Vice. “ (Vice) Menjadi kata kunci untuk perbuatan dosa, kebiasaan buruk, dan bahasa kasar,” tulis World Press Institute.

Seorang pengusaha perangkat lunak asal Kanada tertarik berinvestasi di Vice pada akhir 1990-an. Dengan investasi US$ 1 juta, kantor pusat perusahaan pindah ke New York.

Kantor baru ini berhasil menerbangkan Vice sebagai media teranyar, menyasar warga metropolitan berusia 21 hingga 34 tahun. Lalu, media ini membuka cabang di London.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...