Dari Ayam hingga Saham, Profil Asep Sulaiman Subanda, Si Sultan Subang

Amelia Yesidora
4 Juli 2023, 17:20
saham, bebs, Komisaris Utama PT Berkah Beton Sadaya Tbk Asep Sulaeman Sabanda
YouTube Ponpes Al-Ihya Subang
Komisaris Utama PT Berkah Beton Sadaya Tbk Asep Sulaeman Sabanda

Harga saham PT Berkah Beton Sadaya Tbk masih tak menunjukkan kenaikan meskipun telah diborong pemiliknya, Asep Sulaeman Sabanda. Sebelumnya, perdagangan saham BEBS sempat dihentikan sementara selama hampir lima bulan.

Perusahaan akhirnya mendapat peringatan unusual market activity dari Bursa Efek Indonesia karena harganya terjun bebas. Per hari ini, Selasa (4/7), angkanya tak bergerak di posisi gocap alias Rp 50 per saham.

Pemilik emiten konstruksi tersebut akhirnya turun tangan. Asep memborong 600 juta lembar saham perusahaannya.

Dari keterbukaan informasi BEI, diketahui pria berjulukan Sultan Subang itu membeli dengan harga rata-rata sangat rendah, hanya Rp 10 per saham. “Tujuan transaksi yaitu investasi,” tulis laman BEI.

Adapun transaksi Asep ini dilakukan pada 26 Juni 2023, saat BEBS berada pada batas bawah Rp 50. Dari pantauan Katadata.co.id, perusahaan sudah berada di zona gocap sejak 22 Juni 2023.

Dengan aksi tersebut, kepemilikan Asep meningkat menjadi 2,62 miliar saham atau setara 5,84%. Sebelumnya, ia hanya punya 2,02 miliar saham BEBS atau 4,51%.

Tidak hanya membeli saham, Asep juga memiliki jabatan baru di perusahaannya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada Jumat lalu, dua komisaris dan lima direktur BEBS mengundurkan diri. Akhirnya Asep naik sebagai komisaris utama BEBS. 

Produk beton PT Berkah Beton Sadaya (BEBS)
Produk beton PT Berkah Beton Sadaya (BEBS) (PT Berkah Beton Sadaya (BEBS))

Keluar Kampus demi Bisnis

Asep bukanlah orang baru di dunia wiraswasta, saking suksesnya ia dikenal dengan nama Sultan Subang. Dari majalah AKSES edisi 5 tahun 2007, Asep sudah berbisnis sejak krisis moneter 1998 melanda Indonesia. 

Kala itu usianya masih 20 tahun tapi ia bertekad kuat untuk membantu perekonomian keluarganya yang tengah sulit. Akhirnya Asep keluar dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Subang dan merintis bisnis.

Pilihan pertama jatuh pada peternakan ayam, meniru bisnis ayahnya Shobur Tadjudin.  Ia menyewa lahan ternak orang tuanya untuk beternak 10 ribu ekor ayam dan berhasil untung Rp 10 juta.

Senang dengan hasil ternak perdana, ia melebarkan kandang untuk memelihara 60 ribu ekor ayam. “Tapi bukannya untung, Asep malah buntung Rp 70 juta karena banyak ayamnya mati terserang penyakit,” tulis AKSES,.

Tak patah semangat, ia menambah ternaknya lagi menjadi 80 ribu ekor dan tekor lagi Rp 90 juta. Di umur 20 tahun, ia akhirnya punya utang sebesar Rp 160 juta. Bukan jumlah yang kecil untuk usianya, hingga ia sering melarikan diri dari rumah agar tidka dikejar rentenir.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...