Profil Pesantren Al-Kafiyah, Disangka Sesat karena Video Editan
Pondok Pesantren (Ponpes) Al Kafiyah sempat ramai beberapa waktu ke belakang lantaran diduga menyebarkan paham “sesat”. Namun pesantren ini tak pernah ada dan namanya dicatut hanya sebagai konten belaka.
Sebuah video berjudul “Pesantren Sesat Dapat Menghapus Dosa” menjadi perbincangan khalayak lantaran mempertontonkan seorang perempuan yang menjadi imam salat jemaah laki-laki. Nama Ponpes Al-Kafiyah diyakini sebagai aktor di balik video viral tersebut.
Setelahnya beragam isu tentang “ajaran sesat” melabeli ideologi pesantren Al-Kafiyah. Mereka dianggap membolehkan salat sekaligus sebagai stok ibadah beberapa hari ke depan. Kemudian Al-Kafiyah juga dianggap mengizinkan santri laki-laki dan perempuan berbaur di satu kamar.
Apakah isu yang beredar benar demikian adanya?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Langkat telah mendatangi Kantor Kemenag Kabupaten Langkat dan melakukan investigasi kasus, ternyata ponpes tersebut tidak terdaftar dan tidak memiliki izin dari Kementerian Agama.
Ponpes Al-Kafiyah hanya rekaan belaka, tak ada pondok pesantren, melainkan padepokan. Aktor di balik pembuatan video adalah Sunaryo alias Mas Karyo. Karyo merupakan Pimpinan Padepokan Sendang Sejagat yang memiliki “murid” 12 orang dewasa dan beberapa orang yang sudah lanjut usia.
Dalam klarifikasinya pada Jumat (30/6) Karyo mengatakan bahwa video yang ia buat berbeda dengan potongan video yang beredar.
"Saya klarifikasi terkait video yang viral. Yang mana mereka telah memotong-motong video yang kami buat," kata Sunaryo dikutip dari Youtube Padepokan Sendang Sejagat.
Dalam video asli, adegan-adegan yang diperankan para aktor dibuat sebagai contoh dari ajaran yang salah dalam agama Islam. Jadi, tujuan pembuatan video asli adalah untuk edukasi ajaran sesat agar dapat dihindari.
Padepokan Tak Ajarkan Ilmu Agama
Padepokan Sendang Sejagat berada di Desa Hinai Kiri, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Padepokan ini sama sekali jauh dari bayangan “pondok pesantren”. Pasalnya Karyo sebagai pimpinan padepokan tak punya latar belakang pendidikan agama yang memadai.
Karyo menempuh pendidikan hingga Tsanawiyah–setingkat sekolah menengah pertama–kelas 2. Padepokan Sendang Sejagat hanya mengajarkan ilmu pengobatan alternatif, ilmu kebatinan dan tenaga dalam.
Dalam blog yang dibuat oleh Karyo, beragam kegiatan tersebut diamalkan dalam bentuk dzikir.
“Dengan media dzikrullah…Bagi yang ingin menyelesaikan masalah duniawi, masalah asmara, keuangan, keluarga, kesehatan, mari belajar bersama padepokan Sendang Sejagat.”
Meski terlihat mistis dan menawarkan hal-hal gaib, namun layaknya kontradiksi, Padepokan Sendang Sejagat melarang pengikitnya percaya kekuatan jimat dan benda pusaka lain lantaran berunsur musyrik.
"Bendamu bukan apa-apa, amalanmu tiada guna, gurumu juga bukan siapa siapa, tapi dirimu itu segalanya. Jangan bangga bendamu karna bendamu hanya akan menjadikanmu syirik dan musyrik," tulis Karyo dalam blog Padepokan Sendang Sejagat.
Selain situs pribadi, Karyo juga memiliki beragam konten YouTube di akun Gubes Mamaz Karyo. Ia beberapa kali mengunggah konten yang mengekspos oknum dukun palsu yang meresahkan masyarakat. HIngga kini Karyo telah memiliki 1,46 juta pelanggan di akun media sosial tersebut.
Terkait persoalan Ponpes Al-Kafiyah, Karyo diminta membuat laporan tertulis tentang oknum yang memotong video miliknya sehingga terkesan seperti ajaran sesat. Karyo juga diwajibkan mengajukan permohonan maaf kepada Kepala Kantor Kemenag Langkat karena mencatut nama Ponpes Al-Kafiyah.