Profil Buro Happold, Konsultan Inggris Dalam Polemik JIS

Dini Pramita
10 Juli 2023, 14:47
Petugas melakukan perawatan rumput Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023).
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Petugas melakukan perawatan rumput Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023).

 Perusahaan jasa desain, rekayasa, dan konsultasi kelas dunia asal Inggris, Buro Happold, menyebutkan pembangunan sejumlah aspek di Jakarta International Stadium tak sesuai dengan panduan mereka.

Dalam pernyataan klarifikasi, Buro Happold menjelaskan, dalam proyek JIS mereka hanya diminta untuk meninjau konsep desain yang dibuat oleh konsultan yang telah ditunjuk oleh Jakarta Konsultindo (Jakkon). "Kami mengidentifikasi beberapa aspek yang tidak sesuai dengan panduan konsep desain orisinal dari Buro Happold," tulis mereka dalam pernyataan tersebut.

Klarifikasi tersebut dirilis di tengah polemik kelayakan JIS sebagai stadion untuk menggelar Piala Dunia U-17. Polemik berawal ketika pemerintah pusat berencana untuk merenovasi stadoin itu termasuk mengganti rumput dan memperbesar akses masuk ke dalam stadion untuk bus pemain dan ofisial tim.

Alasan renovasi tersebut adalah agar sesuai dengan standar FIFA. Padahal, JIS diklaim telah dibangun sesuai dengan standar internasional dan sesuai dengan standar FIFA.

Buro Happold Limited, Warisan Sir Edmund Happold

Sir Edmund 'Ted' Happold merupakan pendiri perusahaan arsitek terkemuka di dunia bernama Buro Happold pada 1 Mei 1976. Sebelum membangun kantor arsiteknya sendiri, Ted bekerja di perusahaan arsitek besar Arup.

Saat menjadi bagian dari Arup, ia terlibat dalam mengerjakan berbagai proyek besar Arup seperti Sydney Opera House dan Pompidou Centre. Ted dikenal sangat menguasai bidang struktur ringan dan struktur tenda (tensile structures).

Karena itu, sejak ia mendirikan Buro Happold, perusahaan itu banyak membuat proyek yang melibatkan struktur tenda seperti proyek Millenium Dome yang menjadi salah satu objek arsitektur menarik di London, Inggris.

Ted membuka kantor pertama Buro Happold di Gay Street, Bath, Inggris. Ada delapan mitra saat Buro Happold pertama kali yaitu Edmund Happold sendiri, Michael Dickson, William Ian Liddell, Peter Buckhtorp, Terry Ealey, Rod McDonald, John Morrison dan John Reid.

CEO Buro Happold Oliver Plunkett mengatakan visi perusahaan saat ini adalah memberikan kontribusi untuk dunia yang lebih adil. "Memungkinkan klien dan mitra kami untuk mengembangkan lingkungan binaan yang lebih baik bagi manusia, lingkungan, dan bumi," kata dia dalam laporan tahunan perusahaan 2022.

Plunkett mengatakan Buro Happold adalah konsultan untuk semua. "Kami semua memainkan peran dalam menyelesaikan kebutuhan utama klien, memenuhi komitmen mereka dan mewujudkan strategi mereka. Baik itu melalui pengembangan singkat, desain kreatif, pemodelan dan analisis mendalam, keahlian teknis khusus, manajemen proyek, penanganan data, atau desain organisasi," kata dia.

Dalam laporan itu, Buro Happold menyebutkan pertumbuhan layanan konsultasi sebesar 25% sepanjang 2022. Untuk mendukung pertumbuhan yang lebih tinggi, Buro Happold menunjuk Phil Rice, mantan Kepala Konsultasi Global di Lloyd's Register, untuk membangun hubungan yang lebih dalam dengan klien dan membuat hubungan tersebut kian erat.

Selain itu, perusahaan berkomitmen untuk berpartisipasi dalam mengatasi krisis iklim dengan menetapkan target pengurangan emisi karbon dari operasional sebesar 21% pada 2025. Pada 2030, mereka menargetkan seluruh proyek pembangunan baru dirancang untuk mengadopsi net zero emission dalam seluruh operasional.

Tak hanya itu, mereka memberi target penguranga emisi sebesar 50% pada 2030 dari intensitas karbon yang terkandung dalam semua bangunan baru, retrofit besar, dan proyek infrastruktur. "Kami sedang dalam perjalanan menuju tujuan ini," tulis Plunkett.

Proyek Besar Buro Happold

Didirikan pada 1976 oleh arsitek yang tersohor dengan struktur tenda, Buro Happold memiliki portofolio besar. Salah satunya adalah desain kanopi yang seperti payung untuk menaungi halaman Masjid Nabawi di Madinah.

Perusahaan ini ada di balik rancangan Stadion Emirates yang menjadi markas klub sepakbola Inggris, Arsenal, di London. Selain itu, Buro Happold juga terlibat dalam pembangunan Ascot Racecourse, wahana pacuan kuda super elit di Inggris.

Sementara itu, bangunan museum di Inggris yang dikerjakan oleh Buro Happold antara lain The British Museum Queen Elizabeth II Great Court Roof, Museum of Liverpool, Riverside Museum, dan Robert Burns Birthplace Museum.

Di luar Inggris, beberapa proyek besar yang dikerjakan antara lain King Abdulaziz Center for World Culture, The Louvre Abu Dhabi, The Smithsonian American Art Museum's Robert dan atap Arlene Kogod Courtyard, The Danish National Opera House di Kopenhagen, dan The High Line Park di New York.

Persinggungan dengan JIS

Dalam situs resmi Buro Happold disebutkan perusahaan ini diminta oleh Jakarta Konsultindo (JakKon) untuk memberikan pedoam desain stadion yang canggih untuk memberikan pengalaman megah bagi penonton di dalam stadion berkapasitas 82 ribu kursi. Pembangunan ini juga disertai misi membawa manfaat bagi masyarakat di sekitar stadion.

Durasi proyek itu dari Desember 2018-Maret 2019 atau hanya 3 bulan. Buro Happold menegaskan tidak diminta mendesain stadion JIS dan tidak terlibat dalam pekerjaan konstruksi yang dilakukan.

Lingkup pekerjaan yang diberikan JakKon terbatas pada jasa konsultasi semata dan penerbitan panduan desain. "Mencakup persiapan untuk pembuatan panduan desain, penilaian aspek teknis dan komersial, konsep rencana induk untuk area di sekitar stadion, serta peta jalan implementasi proyek," tulis Buro Happold dalam keterangan klarifikasi.

Selain itu, perusahaan memastikan desain seluruh aspek pembangunan stadion sesuai dengan standar FIFA. Proyek itu juga harus layak secara finansial untuk menghindari subsidi publik jangkap panjang.

Tujuan pembangunan JIS tak hanya mendirikan stadion megah dengan standar internasional. "Stadion ini harus berkelanjutan dan mempererat kohesi sosial sehingga dapat menjadi tolok ukur untuk proyek pembangunan perkotaan masa depan di Jakarta," tulis Buro Happold dalam situsnya.

Aspek utama dari pekerjaan perusahaan yang membukukan pendapatan £171,9 juta pada 2016/2017 itu dibagi dalam tiga fase, yaitu melakukan penilaian potensi dan risiko lingkungan berbekal tata kelola yang ada, memberikan panduan desain stadion yang selaras dengan strategi komersialnya, dan terakhir mengusulkan rencana induk konsep dan penilaian keuangan awal.

Dalam situsnya, Buro Happold menegaskan pekerjaan untuk mendesain dan membangun konstruksi stadion dilakukan oleh pihak lain tanpa melibatkan Buro Happold. Namun, berdasarkan tinjauan, perusahaan mengidentifikasi beberapa aspek yang ternyata tidak sesuai dengan panduan konsep desain orisinal dari Buro Happold.

Tantangan JIS

Dalam situs resmi, perusahaan menjabarkan berbagai tantangan antara lain penurunan muka tanah yang sangat kuat di Jakarta Utara yang membuat lokasi itu rentan banjir. Selain itu, stadion baru akan berlokasi di antara dua lingkungan perumahan dengan perbedaan pendapatan yang tinggi, sehingga pedoman desain harus dibuat dengan meningkatkan hubungan fisik dan sosial di antara keduanya.

Tantangan lainnya adalah kebutuhan stadion yang dituntut untuk mampu beradaptasi dengan berbagai acara olahraga, musik, konferensi dan berbagai acara besar lainnya. Sebab itu, menurut Buro Happold, pendekatan yang ditempuh harus memberikan fleksibilitas, aksesibilitas yang baik tanpa mengorbankan kenyaman dan keselamatan penonton.

Untuk mewujudkan hal itu, Buro Happold memberikan panduan untuk mengintegrasikan perencanaan transportasi ke dalam perencanaan infrastruktur yang mengakomodir mobilitas dan aksesibilitas seluruh pengunjung stadion.

Buro Happold memberikan serangkaian visualisasi untuk menggambarkan solusi yang disediakan. Satu model visualisasi digunakan untuk mengilustrasikan berbagai desain diagram untuk stadion, visualisasi lain untuk menunjukkan pengalaman virtual berada di dalam stadion. "Visualisasi itu membantu tim memahami memahami apa saja potensi masalah yang ada sambil memperlihatkan apa saja aspek yang harus dipenuhi agar stadion dapat selaras dengan standar internasional."

Adapun beberapa saran yang diberikan antara lain dalam aspek tata kelola air untuk menghindari banjir yang diintegrasikan dengan aspek infrastruktur, aspek mobilitas dengan meningkatkan penyediaan transportasi publik, memperluas ruang untuk memperlancar arus penonton dan menjamin keselamatan pengunjung.

Dalam situsnya, Buro Happold menjelaskan telah merekomendasikan revisi desain yang mencakup titik aksesibilitas stadion bagi mobil dan pejalan kaki, dan strategi sirkulasi vertikal.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...