Profil 3 Calon Gubernur Jawa Barat, Pengganti Ridwan Kamil
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telah mengusulkan tiga daftar nama calon Penjabat Gubernur Jawa Barat. Salah satunya Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. Dua nama lainnya ialah Direktorat Jenderal Perundangan Kemenkumham Asep Mulyana dan Guru Besar Universitas Padjajaran Keri Lestari.
Usulan ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Achmad Ru’yat. Nantinya satu dari tiga nama itu bakal menggantikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang masa jabatannya akan berakhir pada 5 September nanti.
Menurut Achmad, masing-masing fraksi sudah mengajukan nama sesuai amanat dan tinggal menunggu tiga nama lain dari Kementerian Dalam Negeri. “Kami berharap, sampai nanti Pilkada Jawa Barat, sosok pejabat Gubernur Jabar ini dapat melaksanakan tugas dengan sebenarnya dan seoptimal mungkin,” kata Achmad di Bandung, Rabu (2/8).
Profil Singkat Bey Machmudin
Dari laman resmi Kementerian Sekretariat Negara Bey Macmudin lahir di Cirebon, 15 April 1970. Ia mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan master bidang di Institut Teknologi Bandung.
Tidak banyak informasi terkait lelaki 53 tahun ini, selain jenjang kariernya sebagai pegawai negeri sipil. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Asisten Deputi Dokumentasi dan Diseminasi Informasi di Sekretariat Wakil Presiden. Pada 2015, ia menggantikan Albiner Sitompul sebagai Kepala Biro Pers Istana.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2017, ia menjadi Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden. Barulah pada awal 2021 Bey menjabat sebagai Kepala Biro Pers Istana. Inilah jabatan yang ia emban hingga sekarang.
Profil Singkat Keri Lestari
Satu-satunya perempuan dalam daftar calon Pj Gubernur Jabar ini seorang profesor sekaligus Guru Besar bidang Farmasi di Universitas Padjajaran, Bandung. Ia juga menjabat sebagai Direktur Utama Institut Pembangunan Jawa Barat, sebuah lembaga publik yang didirikan kampus sebagai lembaga kepakaran.
Ia mulai menimba ilmu farmasi pada 1988 di Universitas Padjajaran dan lulus sebagai salah satu mahasiswa berprestasi. Setelah itu Keri melanjutkan pendidikan masternya di bidang Farmakologi di Institut Teknologi Bandung pada 1998. Gelar doktor ia peroleh dari Universitas Padjajaran dan Yonsei University, Korea, di bidang Kimia/Farmasi pada 2006.
Keri mulai berkarier di bidang akademik sebagai koordinator sekretaris rektor Universitas Padjajaran dari 2008 hingga 2010. Kemudian ia diangkat sebagai wakil dekan bidang akademik fakultas farmasi Unpad dari 2010 hingga 2014 dan naik menjadi dekan hingga 2015. Terbaru, ia menjadi wakil rektor dari 2015 hingga 2020.
Di luar kampus, ia juga aktif di Yayasan Kanker Indonesia cabang Bandung, Dewan Pembina Jabar Bergerak, hingga Ketua Gugus Tugas Covid-19 Ikatan Apoteker Indonesia. Di kancah internasional, ia adalah salah satu anggota Kelompok Ahli di bidang Edukasi Farmasi pada Federasi Asosiasi Farmasi Asia alias FAPA.
Profil Singkat Asep Mulyana
Nama ketiga ini sudah kondang di masyarakat Jawa Barat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi alias Kejati Jawa Barat dari 2021 hingga awal 2023. Lelaki yang lahir di Tasikmalaya pada 14 Agustus 1969 ini dulunya belajar hukum di Universitas Mataram dan lulus pada 1994. Gelar master di bidang yang sama diperoleh dari Universitas Diponegoro pada 2001 dan gelar doktor dari Universitas Padjajaran pada 2012.
Kariernya bermula sebagai staf pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, dari 1996 hingga 1998. Sejak saat itu ia dipercayakan berbagai jabatan di Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri.
Pada 2011, misalnya, ia menjadi Pelaksana Tugas alias Plt Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Setahun berselang, ia pindah ke Sumatera Utara sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Langkat.
Asep pun pernah menjadi Kepala Bagian Penyusunan Program Laporan dan Penilaian pada Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Sesjam Pidsus). Dari 2013 hingga 2014, ia mengemban jabatan Kepala Sub Direktorat Tindak Pidana Khusus Lain pada Direktorat Eksekusi dan Eksaminasi.
Setelah itu, Asep menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Semarang, Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Sumut, Asisten Khusus Jaksa Agung Republik Indonesia, Kepala Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri Kejaksaan Agung dan Kepala Kejaksaan Tinggi Banten.
Jabatannya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat diemban dari 2021 hingga 2023, sebelum akhirnya pada Februari 2023 ia dilantik sebagai Direktorat Jenderal Perundangan Kemenkumham.
Salah satu kinerjanya yang paling dikenal adalah saat menjadi ketua tim jaksa penuntut umum kasus pemerkosaan 13 santriwati di Bandung yang dilakukan Herry Wirawan. Asep menjatuhkan hukuman mati pada Herru yang dikabulkan oleh Pengadilan Tinggi Jabar. Mahkamah Agung juga menjatuhkan vonis sama, sekaligus menolak kasasi yang diajukan Herry Wirawan.