Sebagian Saham Bukopin Bakal Masuk ke IFC, Siapa Itu?

Amelia Yesidora
29 Agustus 2023, 14:29
IFC, Gedung KB Bukopin
Dok KB Bukopin
Gedung KB Bukopin

Beredar kabar sebagian saham PT Bank KB Bukopin (BBKP) bakal jatuh ke tangan International Finance Corporation alias IFC. Kabar ini berembus dari aksi penerbitan saham baru atau right issue BBKP pada 31 Mei lalu.

Dari total dana Rp 12 triliun, KB Kookmin menyerap 67% saham baru setara Rp 8,02 triliun, STIC Eugene Star Holding menyerap 17% atau Rp 3,19 triliun, dan sisanya publik senilai 16,4%. IFC diduga akan masuk melalui penjualan saham STIC Eugene, sebuah perusahaan investasi swasta berbasis di Korea, sebesar 17%.

IFC adalah lembaga keuangan internasional yang berdiri sebagai afiliasi bank dunia. Tujuan lembaga ini adalah membantu pembiayaan pembangunan negara-negara anggota yang belum maju, dengan cara memberi pinjaman dan/atau penyertaan pada sektor swasta.  

Lahir Karena Masalah Struktural

IFC berdiri sejak 1956, sebagai afiliasi dari Bank Dunia. Awalnya, IFC bernama International Bank for Reconstruction and Development dan dipimpin oleh Robert Garner. IFC berdiri dengan total modal US$ 100 juta.

Pendirian IFC hanya berjarak 11 tahun dari berakhirnya Perang Dunia II yang membawa sejumlah disrupsi pada struktur perekonomian global. Kala itu, perkembangan sektor swasta serba terbatas.

IFC History Book mencatat, salah satu faktornya adalah 'paceklik' dari sisi tabungan domestik (domestic saving) maupun institusi, serta insentif. Kondisi ini membuat terjadi kelangkaan sumber permodalan bagi usaha produktif.

“Usaha lokal dengan bisnis yang menjanjikan sering kali tidak dapat memperoleh modal untuk melaju cepat atau mengembangkan diri,” tulis buku ini. 

Persoalan lainnya, kebanyakan bisnis dari negara kaya, selain industri eksktraktif, umumnya tidak punya pengetahuan yang memadai untuk mengoptimalkan peluang usaha di negara berkembang.  Di masa-masa ini terdapat disparitas pengetahuan yang cukup dalam antara pelaku bisnis dari negara kaya dengan negara berkembang.

Kurangnya kemampuan manajerial dan teknis itu semakin sulit diatasi karena kekurangan pakar industri yang berkualitas, yang dapat menjembatani gap pengetahuan tersebut.

Masalah struktural inilah yang kemudian menjadi alasan lahirnya IFC: menjadi agen katalis. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Dini Pramita
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...