Emilia Contessa Tutup Usia, dari Singa Musik Asia hingga Senator di Senayan

Ringkasan
- Kementerian Pertanian Indonesia menerima investasi dari perusahaan Qatar, Baladna, untuk mengembangkan sektor peternakan sapi perah, mendukung program susu gratis dan memajukan swasembada susu di Indonesia.
- Baladna, yang mencapai swasembada susu di Qatar sejak didirikan pada 2014, berkomitmen memproduksi dua juta ton susu per tahun di Indonesia, berpotensi mengurangi kebutuhan impor susu nasional sejalan dengan Blueprint Pertanian Indonesia 2029.
- Perusahaan memiliki teknologi pemerahan susu canggih dengan mesin yang dapat memerah 100 ekor sapi sekaligus, memastikan tingkat kebersihan tinggi dan menghasilkan berbagai produk susu.

Dunia musik Tanah Air kembali kehilangan tokoh musik dengan meninggalnya artis Emilia Contessa pada Senin (27/1) di Banyuwangi, Jawa Timur. Emilia merupakan penyanyi yang tenar pada era 1970-an.
Emilia yang merupakan ibu dari artis Denada Elizabeth Tambunan menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 18.00 WIB setelah sempat dirawat di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Adik bungsu Emilia, Dino Rosano Hansa, mengatakan saudaranya itu meninggal setelah mendapat perawatan di RSUD Blambangan karena sakit ginjal.
Dino menceritakan, saat tiba di rumah sakit Emilia juga sudah mendapatkan penanganan medis tim dokter RSUD Blambangan Banyuwangi. Namun, katanya, dari waktu ke waktu sejak pukul 07.00 WIB kondisi kesehatan Emilia terus menurun, dan sekitar pukul 18.00 WIB meninggal dunia.
Kiprah Emilia Contessa di industri hiburan
Emilia lahir di Banyuwangi, Jawa Timur pada 27 Desember 1957 dengan nama asli Nur Indah Citra Sukma Hati. Ia merupakan putri sulung dari pasangan Hasan Ali dan RA Susiani.
Sejak kecil, Emilia telah menunjukkan bakatnya di bidang tarik suara hingga ia memulai karier bermusiknya di Kota Surabaya. Emilia sempat berkarier di Singapura setelah diajak oleh pencari bakat Lee Kuan Yew yang terpukau dengan bakat menyanyinya.
Setelah satu tahun di Singapura, Emilia kembali ke Indonesia dan berkarier di Jakarta dengan nama baru, yakni Emilia Contessa. Ia diperkenalkan pertama kali lewat TV melalui acara hiburan di TVRI dan sejak saat itu karier Emil langsung menanjak.
Kualitas suara dan penampilan panggungnya saat itu yang memukau membuat Emilia dijuluki sebagai "Singa Panggung Asia" oleh majalah Asia Week. Tidak hanya Asia Week, majalah New York Time juga menobatkan dirinya sebagai satu dari lima artis terpopuler di dunia.
Karier Emilia terus bersinar hingga ke kancah internasional. Ia pernah tampil di berbagai negara mulai dari Eropa hingga Amerika. Beberapa lagu hits yang dipopulerkan Emilia selama masa kejayaannya antara lain "Penasaran", "Kehancuran", "Layu Sebelum Berkembang", "Angin Malam", "Angin November", "Flamboyan", "Biarlah Sendiri", "Bunga Mawar, "Melati", "Rindu", hingga "Bunga Anggrek".
Selain menyanyi, Emilia juga menjajal dunia akting. Belasan film telah ia bintangi antara lain "Ratapan Anak Tiri", "Tetesan Air Mata Ibu", dan "Senja di Pantai Losari". Emilia juga pernah dinobatkan menjadi Ratu Foto Model oleh Persatuan Wartawan Indonesia pada tahun 1972.
Di luar dunia hiburan, Emilia adalah politikus yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah periode 2014-2019 mewakili Jawa Timur.
Sebelumnya, Emilia juga pernah mencalonkan diri sebagai calon bupati Banyuwangi dalam Pilkada tahun 2010 berpasangan dengan Achmad Zainuri Ghazali. Namun, pasangan Emilia-Achmad kalah dalam pilkada tersebut.