Profil Superbank, Bank Digital yang Bakal IPO 17 Desember 2025, Target Rp 3,06 T

Destiara Anggita Putri
26 November 2025, 15:07
Profil Superbank
Superbank
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Super Bank Indonesia Tbk (Superbank) bersiap melantai di bursa melalui penawaran umum saham perdana (IPO) dengan kode saham SUPA. Perseroan akan melepas maksimal 4,40 miliar saham ke publik, atau setara maksimal 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Berdasarkan prospektus awal, perusahaan menetapkan harga penawaran perdana (IPO) pada kisaran Rp 525-Rp 695 per saham, yang memungkinkan Superbank meraih dana segar maksimal Rp 3,06 triliun.

Mayoritas dana IPO, sekitar 70%, akan dialokasikan untuk modal kerja guna mendukung penyaluran kredit, sementara sisanya 30% akan digunakan untuk belanja modal. Superbank telah menunjuk sejumlah penjamin pelaksana emisi, termasuk PT Mandiri Sekuritas dan PT CLSA Sekuritas Indonesia.

Kinerja perseroan hingga Juni 2025 mencatatkan aset sebesar Rp 14,87 triliun, dengan pendapatan bunga bersih Rp 665,29 miliar dan laba bersih Rp 20,50 miliar.

Pasca-IPO, manajemen berkomitmen membagikan dividen kepada pemegang saham maksimal 85% dari laba bersih tahun berjalan, direncanakan berdasarkan laba tahun buku 2029.

Struktur kepemilikan saham pasca-IPO mencakup entitas seperti Elang Media Visitama (EMV) sebesar 27,07%, Kudo Teknologi Indonesia (KTI) sebesar 16,67%, GXS Bank Pte Ltd (GXS) sebesar 10,44%, dan masyarakat sebesar 13%.

Menurut jadwal sementara Superbank akan mencatatkan saham perdana di BEI pada 17 Desember 2025. Proses bookbuilding dimulai akhir November, disusul masa penawaran umum sebelum tanggal pencatatan.

Seperti apa profil Superbank yang dijadwalkan bakal IPO pada 17 Desember 2025 mendatang? Berikut di bawah ini informasinya.

Saham Superbank IPO
Profil Superbank (Theeconopost.com)

Profil Superbank

Superbank berawal dari PT Bank Fama International, yang didirikan di Bandung pada 1993. Bank ini mengalami transformasi signifikan menjadi bank digital modern.

Pada 2021, Grup Emtek mengakuisisi perseroan melalui PT Elang Media Visutama dan PT Nusantara Berkat Agung. Setahun kemudian, Grab dan Singtel masuk sebagai mitra strategis. Pada 2023, konsorsium yang dipimpin KakaoBank, juga menanamkan investasinya.

Pada awal 2023, Bank Fama resmi berganti nama menjadi Superbank dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta, dengan fokus utama memperluas akses kredit untuk nasabah ritel dan UMKM melalui solusi digital inovatif.

Pertumbuhan pesat Superbank didorong oleh integrasi dengan ekosistem digital Grab dan OVO. Setelah peluncuran aplikasi secara publik pada Juni 2024, jumlah pengguna aktif melompat dari di bawah 20.000 pengguna pada April 2024, menjadi sekitar 4 juta pengguna per 30 Juni 2025.

Sebanyak 64,4 persen dari total pengguna Superbank berasal dari akuisisi melalui aplikasi Grab dan OVO.

Memasuki tahun 2024, Superbank memperkuat layanannya dengan meluncurkan produk-produk digital, termasuk:

  • Saku by Superbank (tabungan dengan hingga delapan rekening terpisah).
  • Celengan by Superbank (fitur menabung otomatis dari receh transaksi harian).
  • Deposito dengan bunga kompetitif.
  • Pinjaman Atur Sendiri (PAS) (pinjaman digital tanpa agunan yang fleksibel).

Data operasional perseroan per 30 Juni 2025 menunjukkan jumlah nasabah simpanan digital sebesar 4,0 juta, jumlah simpanan sebesar Rp 8,43 triliun, kredit yang diberikan Rp 8,85 triliun, kredit ritel & UMKM sebesar Rp 6,05 triliun, NPL Bruto ada di angka 2,70 persen, CAR sebesar 74,74 persen.

Itulah informasi mengenai profil Superbank, Bank Digital yang Bakal IPO 17 Desember 2025 dengan mengincar dana Rp 3,06 triliun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...