Indonesia menjadi Ketua ASEAN, Ini Sederet Tugas-tugasnya
Indonesia menjadi ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN pada 2023. Jabatan tersebut telah empat kali negara ini terima. Sebelumnya adalah pada 1976, 1996, 2003, dan 2011.
Pada tahun ini, pemerintah RI akan fokus pada penguatan kerja sama antar-negara. Salah satunya implementasi local currency settlement berupa QR Code yang dapat digunakan seluruh masyarakat di kawasan.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto R Suryodipuro mengatakan, pada 2023 negara Asia Tenggara berada di persimpangan jalan. Pasalnya, saat ini terjadi persaingan geopolitik di antara negara maju.
“Mengingat ASEAN adalah satu-satunya forum di kawasan yang dapat menyatukan negara-negara ini duduk bersama, kami hendak memanfaatkan (keketuaan Indonesia) untuk keperluan itu,” ujarnya, Minggu (29/1).
Sebagai ketua ASEAN, Indonesia mengusung tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth". Apa saja tugas pemimpin organisasi negara-negara Asia Tenggara itu?
Tugas Ketua ASEAN
Melansir dari situs resmi ASEAN, keketuaan organisasi geopolitik dan ekonomi ini bergilir setiap tahun. Pemilihannya berdasarkan urutan abjad nama-nama negara anggota dalam bahasa Inggris.
Suatu negara menjabat sebagai pemimpin selama satu tahun. Tugas ketua ASEAN adalah memimpin konferensi tingkat tinggi atau KTT, Dewan Koordinasi, tiga Dewan Komunitas, Badan Kementerian Sektoral terkait dan pejabat senior, dan Komite Perwakilan Tetap.
Ketua ASEAN yang menjabat wajib secara aktif mempromosikan dan meningkatkan kepentingan dan kesejahteraan anggota. Termasuk dalam upaya ini adalah membangun komunitas negara-negara Asia Tenggara. Caranya melalui inisiatif kebijakan, koordinasi, konsensus, dan kerja sama.
Selain itu, pemimpin juga harus memastikan sentralitas ASEAN, memastikan tanggapan yang efektif dan tepat waktu terhadap isu yang mendesak atau krisis. Ketua organisasi ini juga harus mewakili ASEAN dalam memperkuat dan mempromosikan hubungan yang lebih dekat dengan mitra eksternal.
Apa Isi Bali Concord?
Sepanjang kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN, ada tiga deklarasi berhasil disepakati, yang disebut Bali Concord. Pertama Bali Concord I pada 1976 yang mengatur pola perilaku antarnegara anggota untuk mengedepankan cara-cara damai dalam penyelesaian sengketa, bukan kekerasan.
Kedua, Bali Concord II pada 2003 berisi asoal pembangunan komunitas ASEAN berdasarkan pilar politik dan keamanan, ekonomi, serta sosial-budaya. Terakhir, Bali Concord 2011 terkait penanganan isu Laut Cina Selatan.