Bukan Indomie, tapi Supermi Pelopor Mi Instan di Indonesia

Aditya Widya Putri
7 Juni 2023, 13:30
Resep Mie Goreng
Shutterstock

Siapa anak generasi milenial yang tak pernah mencicip bekal “andalan” ibu: Mi goreng padat berbentuk cetakan kotak bekal, plus nasi putih dingin. Meski tak memenuhi syarat gizi seimbang, bekal favorit itu punya rasa kenangan yang sungguh tercecap awet di lidah.

Belakangan bekal mi goreng-nasi putih kembali populer di media sosial berkat tantangan “seberapa kaku mi gorengmu?”

Pemenang challange ini adalah orang yang bekal mi gorengnya paling kaku dan mengikuti bentuk tempat ketika diangkat. Di negara kita, menurut World Instant Noodles Association mie goreng merupakan jenis mi paling populer, tentu dengan merek “Indomie” sebagai pemenangnya.

Indonesia juga menjadi negara dengan permintaan mi instan terbanyak kedua di dunia, setelah Cina dan Hong Kong yang sama-sama menempati urutan pertama dengan jumlah permintaan lebih dari 45 miliar porsi per tahun.

Konsumsi mi instan di Indonesia mencapai lebih dari 14 miliar porsi per tahun (2022), naik sekitar 7,5% dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2019, konsumsi mi instan di Indonesia sudah mencapai angka 12,5 miliar porsi, jumlah ini terus naik signifikan menjadi 12,6 miliar pada tahun 2020, dan 12,3 miliar di tahun 2021.

Lika-liku Bisnis Mi Instan di Indonesia

Seperti air mineral yang identik dengan “Aqua” atau pasta gigi apapun yang diasosiasikan dengan merek “Odol”, mi instan di Indonesia, adalah “Indomie”. Namun merek Indomie bukanlah pelopor mi instan di Indonesia.

Mi instan lahir di Jepang dari tangan Momofuku Ando pada tahun 1958, sekitar 10 tahun pasca Jepang kalah pada Perang Dunia II. Ide Ando menciptakan mi instan tercetus saat melihat antrean pekerja untuk mendapat semangkuk ramen hangat. Ia lalu menciptakan mi kering cepat saji dengan rasa chicken ramen sebagai solusi masalah tersebut.

Kini setelah lebih dari 6 dekade pasca Ando meracik mi instan pertama, masyarakat dunia telah mengonsumsi lebih dari 1000 miliar porsi mi instan setiap tahun.

Di Indonesia mi instan muncul berkat kerjasama perusahaan patungan antara Sjarif Adil Sagala dan Eka Widjaya Moeis dengan Sankyu Shokushin Kabushiki Kaisha (Jepang). Menurut majalah Informasi volume 14 Masalah 167-172 (1994), pada April 1968 mereka mendirikan PT Lima Satu Sankyu yang memproduksi Supermi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...