Hartono Bersaudara Tetap Orang Terkaya RI, Harta Prajogo Melonjak
Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Hartono bersaudara masih menempati urutan teratas selama 11 tahun berturut-turut. Sedangkan kekayaan pengusaha Prajogo Pangestu tahun ini melonjak cukup tinggi hingga melesat ke posisi ketiga orang paling kaya se-Indonesia.
Nilai kekayaan bersih Hartono bersaudara mencapai US$ 37,3 miliar atau setara Rp 525,85 triliun. Harta Hartono bersaudara terus meningkat seiring naiknya harga saham PT Bank Central Asia Tbk.
Posisi kedua ditempati oleh keluarga Widjaja yang terdiri dari beberapa pewaris Grup Sinar Mas. Total kekayaan bersih keluarga Widjaja mencapai US$ 9,6 miliar atau sekitar Rp 135,31 triliun.
Masuknya Keluarga Widjaja dalam daftar Forbes tahun ini menggantikan Pendiri Grup Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja yang meninggal pada Januari 2019. Tahun lalu, Eka Tjipta menempati peringkat ketiga dengan kekayaan sebesar US$ 8,6 miliar.
Taipan dengan kenaikan aset terbesar tahun ini yaitu Prajogo Pangestu yang memiliki bisnis utama di bidang petrokimia dan energi. Prajogo melonjak tujuh peringkat ke urutan ketiga.
Harta taipan tersebut naik dari US$ 3 miliar pada tahun lalu menjadi US$ 7,6 miliar atau setara Rp 107,11 triliun. Aset Prajogo tahun ini naik seiring optimisme investor pada prospek perusahaan hingga mampu mengerek harga saham Barito Pacific.
Pengusaha lain yang kekayaannya melonjak signifikan adalah Boenjamin Setiawan di urutan kedelapan. Nilai aset bersih pendiri Kalbe tersebut naik 36% menjadi US$4,35 miliar atau sekitar 61,31 triliun.
Harga saham operator rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat yang merupakan perusahaan holding terbesar kedua milik Boenjamin melonjak dua kali lipat dalam 12 bulan terakhir setelah mengakuisisi tujuh rumah sakit di Indonesia. Mitra Keluarga sekarang mengoperasikan 28 rumah sakit di seluruh Indonesia.
(Baca: Harta Orang Terkaya di Singapura Masih di Bawah Hartono Bersaudara)
Adapun daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes yaitu R. Budi & Michael Hartono dengan kekayaan US$ 37,3 miliar menempati posisi pertama, Keluarga Widjaja di posisi kedua dengan harta US$ 9,6 miliar, dan Prajogo Pangestu di peringkat ketiga dengan kekayaan US$ 7,6 miliar.
Kemudian, Susilo Wonowidjojo di peringkat keempat dengan harta US$ 6,6 miliar, disusul Sri Prakash Lohia dengan kekayaan US$ 5,6 miliar, dan Anthoni Salim di peringkat keenam dengan kekayaan US$ 5,5 miliar.
Lalu, nama Tahir menempati posisi ketujuh dengan kekayaan US$ 4,8 miliar, Boenjamin Setiawan di posisi kedelapan dengan US$ 4,35 miliar, Chairul Tanjung dengan kekayaan $3,6 miliar menempati peringkat sembilan dan Jogi Hendra Atmadja di posisi sepuluh dengan harta US$ 3 miliar.
Selain nama-nama di atas, ada lima pendatang baru dalam daftar Forbes tahun ini. Di antara lima orang baru tersebut adalah Winarko Sulistyo yang menduduki peringkat 27 dengan kekayaan US$ 1,2 miliar. Kenaikan harta Winarko berasal dari penjualan 45% saham produsen kertas kemasan PT Fajar Surya Wisesa ke Siam Cement Thailand pada Mei seharga US$ 557 juta.
Nama baru lainnya yaitu Daniel Sihombing yang merupakan penggemar mobil Ferrari dan pengusaha konstruksi. Donald menduduki peringkat 34 dengan kekayaan US$ 970 juta.
Donald adalah pendiri dan presiden direktur PT Totalindo Eka Persada. Perusahaan konstruksi tersebut membangun hotel Four Seasons di Jakarta.
(Baca: Ciputra Meninggal Dunia, Berikut Daftar Penerus Bisnisnya)
Pendatang baru lainnya adalah Keluarga Ciputra yang menempati peringkat 25. Kekayaan Keluarga Ciputra merupakan warisan dari taipan properti Ciputra senilai US$ 1,3 miliar. Ciputra meninggal pada November 2019 pada usia 88 tahun.
Selain itu, ada Keluarga Hamami di peringkat 46 dengan kekayaan US$ 660 juta. Keluarga Hamami menggantikan almarhum Achmad Hamami, mantan pilot jet yang mendirikan Tiara Marga Trakindo dan perusahaan distributor alat berat merek Caterpillar.
Nama pengusaha tekstil Iwan Lukminto kembali masuk dalam daftar Forbes di nomor 50 dengan kekayaan US$ 585 juta. Tahun lalu, nama Iwan terdepak dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah dan pasar saham Indonesia yang naik tipis sebesar 1,5% dan 1,6%, justru membuat 20 pengusaha dalam daftar Forbes mengalami penurunan nilai aset bersih.
Di antara mereka adalah Susilo Wonowidjojo yang kekayaannya turun US$ 2,6 miliar dan tergelincir ke nomor empat dari posisi dua pada tahun lalu. Harga saham Gudang Garam milik Susilo turun setelah pada September lalu pemerintah mengumumkan bakal menaikkan cukai rokok sebesar 23% tahun depan.
Total aset gabungan 50 orang terkaya di Indonesia terus meningkat tahun ini. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan kekayaan dari 24 orang dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes. Tahun ini, total kekayaan bersih para pengusaha Indonesia naik US$ 5,6 miliar dari tahun sebelumnya, menjadi US$ 134,6 miliar.
Daftar 50 orang terkaya di Indonesia dikompilasi dengan menggunakan data kepemilikan saham dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga dan individu, bursa efek, laporan tahunan dan analis. Peringkat tersebut mencantumkan kekayaan individu dan keluarga, termasuk yang dibagi di antara kerabat.
Perusahaan swasta dinilai berdasarkan perusahaan serupa yang diperdagangkan secara publik. Aset perusahaan publik dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar pada 19 November 2019.
(Baca: Bill Gates Juara, Ini Daftar Orang Terkaya Versi Bloomberg)
Daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun juga ditempati Hartono bersaudara yang merupakan pemilik mayoritas saham Bank BCA serta keluarga konglomerat pemilik perusahaan rokok Djarum.
Robert Budi Hartono dan Michael Hartono tahun lalu ditaksir memiliki kekayaan US$ 35 miliar. Sedangkan orang terkaya kedua di Indonesia pada 2018 yaitu Susilo Wonowidjoyo yang merupakan keluarga pemilik pabrik rokok Gudang Garam dengan harta Rp 9,2 miliar atau sekitar Rp 133 triliun. Kemudian di urutan ketiga pada 2018 lalu ditempati Eka Tjipta Widjaja dengan kekayaan US$ 8,6 miliar setara Rp 125 triliun. Daftar 10 orang terkaya Indonesia pada 2018 lalu dalam grafik Databoks berikut ini :
