Cerita Jemaah RI Jalankan Ibadah Umrah di Masa Pandemi

Image title
11 November 2020, 18:35
umrah, covid-19, virus corona, pandemi corona, pandemi, gerakan 3M
ANTARA FOTO/REUTERS/Yasser Bakhsh/foc/cf
Kelompok Muslim pertama, yang diperbolehkan masuk ke halaman dengan penunjukan, melakukan pembatasan sosial, saat mereka melaksanakan umroh di Ka'bah, setelah pihak berwenang Arab Saudi melonggarkan pembatasan aturan penyakit virus korona (COVID-19), di kota suci Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10/2020). Jemaah asal RI harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama di sana.

Pelaksanaan umrah di masa pandemi terasa begitu berbeda bagi Nana Sujana Gaido. Dia merupakan salah satu jemaah umrah yang berhasil berangkat ke Tanah Suci pada bulan ini. 

Nana mengatakan semua jemaah yang akan berangkat ke Arab Saudi harus melaksanakan karantina dan tes sebanyak dua kali. Karantina dan tes pertama dilaksanakan di Jakarta.

Selama menunggu hasil tes pertama, Nana menyebut dirinya tak diperbolehkan bertemu keluarga. Jika hasil tes negatif, dia pun diperbolehkan terbang ke Arab Saudi.

Setibanya di Jeddah, Nana diminta menunjukkan hasil tes kepada petugas. Saat mengantre, dia harus menjaga jarak 1 meter dengan orang lain.

"Kami juga harus isi perjanjian untuk tunduk dan patuh pada aturan kesehatan di Arab Saudi. Setelah itu, kami dievakuasi ke hotel untuk beristirahat selama dua hari dan mengikuti tes swab lagi," kata Nana dalam konferensi pers BNPB RI yang dilaksanakan secara virtual pada Rabu (11/11).

Jika hasil tes menunjukkan negatif Covid-19, Nana baru diizinkan ibadah di Tanah Suci. Pemerintah Arab Saudi pun menerapkan protokol kesehatan yang ketat di tempat-tempat ibadah.

Untuk masuk ke Masjidil Haram, jemaah harus menunjukkan hasil tes negatif. Selain itu, selalu ada petugas dari Kementerian Haji Arab Saudi yang mendampingi jemaah.

Sehingga jemaah tidak bisa bebas beribadah dengan bebas seperti di masa normal."Dulu kami bisa tawaf dekat dengan Kaabah, sekarang harus di luar. Masuk Masjidil Haram juga tak boleh sentuh Hajar Aswaad, itu perbedaannya," ujar Nana.

Oleh karena itu, dia mengingatkan calon jemaah untuk menyiapkan mental dan kesehatan sebelum ibadha umrah. "Jika belum siap, tunggu vaksin dahulu baru ke sana. Namun, kalau sudah rindu sekali dengan Baitullah, harus mengikuti protokol kesehatan," ujarnya.

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia juga menetapkan aturan yang ketat pada jemaah umrah. Juru Bicara Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan jemaah yang tiba dari Tanah Suci harus bersabar untuk bisa pulang ke rumah.

Selayaknya warga negara yang bepergian keluar negeri, para jemaah juga harus menjalani tes sebagai langkah  screening Covid-19.  Sambil menunggu hasil tes, jemaah dikarantina di Asrama Haji Pondok Gede di Jakarta Timur.

"Apabila tes menunjukkan hasil positif (Covid-19), jemaah akan dirujuk ke rumah sakit untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Bagi jemaah umrah dengan hasil tes negatif, wajib menjalani isolasi di fasilitas kesehatan yang ditentukan pemerintah," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube BNPB, Selasa (10/11).

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...