Lippo Karawaci Kembali Dapat Prospek Positif dari Lembaga Pemeringkat
Lembaga pemeringkat kredit Fitch Ratings masih menyematkan peringkat kredit jangka panjang CCC+ untuk PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Namun, lembaga pemeringkat global tersebut menempatkan peringkat kredit jangka panjang domestik perusahaan properti ini BB- dengan Rating Watch Positive (RWP) alias prospek positif.
RWP mencerminkan ekspektasi dari Fitch Ratings atas tambahan ekuitas baru dari program pendanaan Lippo Karawaci untuk menyediakan likuiditas yang substansial bagi perusahaan, paling tidak hingga akhir tahun 2020. Dengan begitu, Lippo Karawaci memiliki kapasitas keuangan untuk melanjutkan berbagai rencana, membayar beban bunga, serta utang jangka pendek yang akan jatuh tempo.
Chief Executive Officer (CEO) Lippo Karawaci John Riady mengatakan, peringkat yang mereka terima tersebut merupakan langkah positif bagi perusahaan, seiring upaya lippo Karawaci untuk mewujudkan program pendanaan dan rencana divestasi aset dalam waktu dekat. "Dalam jangka panjang, kami berkomitmen untuk memberikan nilai yang lebih lagi bagi para pemangku kepentingan," kata dia melalui siaran resmi, Rabu (20/3).
(Baca: Lippo Karawaci Bidik Pendanaan Rp 14,5 T, Salah Satunya untuk Meikarta)
Lippo Karawaci memang tengah mencari pendanaan senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/dolar) sebagai bagian dari rencana transformasi. Dana yang diperoleh ini akan digunakan salah satunya untuk mengembangkan mega proyek Meikarta dengan menyuntikan dana hingga US$ 200 juta (Rp 2,9 triliun).
Untuk memenuhi pendanaan tersebut mereka akan menambah modal dengan melakukan penerbitan saham baru atau rights issue dengan target dana US$ 730 juta (Rp 10,6 triliun). Sisanya, melalui divestasi aset dengan target dana US$ 280 juta (Rp 4,1 triliun). Investasi ini dilakukan terkait rencana Penawaran Umum Terbatas (PUT) anak usaha mereka yang menggarap proyek Meikarta, yaitu PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK).
Fitch Ratings menyatakan pihaknya akan meninjau RWP ketika proses rights issue telah selesai dilaksanakan pada akhir Juni 2019. Adapun John Riady optimistis, pihaknya bisa mendapatkan kenaikan peringkat IDR sebesar satu tingkat dan peringkat nasional jangka panjang hingga dua tingkat dan lembaga pemeringkat internasional tersebut.
(Baca: Langkah Pamungkas Grup Lippo Keluar dari Masalah Utang dan Likuiditas)
Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Sevice mempertahankan peringkat perusahaan real estate ini pada level B3. Namun, pihaknya menaikkan prospek peringkat Lippo Karawaci dari negatif menjadi stabil.
Perubahan prospek lantaran Moodys menilai Lippo Karawaci akan memiliki cukup uang tunai untuk mendanai kebutuhan operasional dan memenuhi kewajiban utang hingga akhir 2020. Moody’s percaya, rencana rights issue dapat mendukung pengurangan utang perusahaan dan menyelesaikan proyek-proyek yang sedang dibangun.
(Baca: Rencana Lippo Karawaci Jual Saham Mengerek Prospek Peringkat Utangnya)
Moody's juga mempertahankan peringkat B3 untuk surat utang tanpa jaminan dari obligasi yang diterbitkan oleh Theta Capital Pte. Ltd., anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Lippo Karawaci.
Sementara itu, lembaga pemeringkat internasional lain, Standard & Poor's (S&P) Global Ratings masih menempatkan peringkat CCC+ dengan implikasi positif. Namun, S&P menilai, program pendanaan tersebut akan membantu memperbaiki posisi keuangan karena dapat mengurangi utang dan mendanai pertumbuhan di masa depan dalam bisnis properti.
Peringkat utang Lippo Karawaci oleh S&P diturunkan pada 24 Januari 2019 dari B-. Namun, mereka berencana untuk menyelesaikan CreditWatch setelah rights issue Lippo Karawaci selesai, yang berpotensi dapat menaikan peringkat dengan satu atau dua tingkat.