Merck Lepas Bisnis Consumer Health kepada P&G Rp 1,38 Triliun

Hari Widowati
26 Juni 2018, 11:39
obat farmasi
KATADATA
obat farmasi

PT Merck Tbk (MERK), produsen sains dan teknologi di bidang kesehatan, menjual bisnis consumer health kepada Procter & Gamble (P&G) senilai Rp 1,38 triliun. Pasca divestasi lini bisnis tersebut, perseroan akan fokus pada pengembangan segmen usaha obat resep (Biopharma) dan operasional lainnya.

Direktur Utama Merck Martin Feulner mengatakan, divestasi bisnis consumer health merupakan dampak dari transaksi yang dilakukan oleh pemegang saham pengendali perusahaan, yakni Merck KGaA untuk melepas bisnis consumer health global kepada P&G dalam kesepakatan 19 April 2018. Pengalihan segmen usaha consumer health kepada P&G tidak termasuk piutang usaha, utang usaha, serta aset dan kewajiban lainnya dari segmen usaha tersebut. "PT Merck Tbk tetap menjalankan segmen usaha consumer health seperti biasa hingga proses transaksi selesai pada kuartal IV 2018," kata Feulner dalam siaran pers.

Pada 2017, segmen bisnis consumer health menyumbang 48% dari total penjualan perusahaan atau sekitar Rp 556,8 miliar. Produk-produk unggulan dari segmen usaha consumer health Merck antara lain Neurobion, Sangobion, dan Illiadin. Tahun lalu perseroan juga meluncurkan produk baru Sangobion Femine Menstrupain, produk herbal bagi wanita untuk mengurangi gejala nyeri menstruasi. “Perseroan memastikan seluruh proses transaksi segmen usaha consumer health dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, untuk melindungi kepentingan para pemegang saham dan karyawan," ujar Feulner.

Perseroan membukukan penjualan Rp 1,16 triliun pada 2017, tumbuh 12% dibandingkan dengan 2016 sebesar Rp 1,03 triliun. Pertumbuhan penjualan didorong oleh peningkatan pasar ekspor dengan kontribusi 47% dari total penjualan sedangkan 53% sisanya merupakan kontribusi dari pasar domestik. Hal ini menunjukkan perubahan signifikan dibandingkan dengan 2016 di mana kontribusi penjualan ekspor mencapai 37% dan lokal 63%. Feulner mengatakan, peningkatan penjualan ekspor ini menunjukkan peluang bagi perusahaan untuk memperluas pasarnya di luar Asia Tenggara. Perseroan berencana membuka pasar ekspor baru di Timur Tengah dan Afrika pada 2018.

(Baca: BPOM Perkirakan Kerugian Akibat Obat Palsu Rp 46 Miliar)

Segmen usaha obat resep (Biopharma) berkontribusi 43% dari total penjualan Merck atau sekitar Rp 498,8 miliar, tumbuh 14% dibandingkan dengan 2016. Untuk mendorong pertumbuhan segmen bisnis ini, Merck melanjutkan pendekatan Public Private Partnership guna meningkatkan kesadaran masyarakat, pasien dan praktisi kesehatan terhadap berbagai penyakit. "Upaya proaktif ini berhasil meningkatkan penjualan secara signifikan untuk produk variasi obat diabetes dan fertilitas. Keikutsertaan dalam program JKN menyumbang 21% dari total penjualan Biopharma, meningkat dari 20% pada 2016 karena penetrasi produk kardiovaskular dan tiroid yang lebih baik," kata Feulner.

Sepanjang tahun lalu, divisi pabrik Merck memproduksi 741 juta tablet dan kapsul, melampaui target perseroan sebesar 735 juta. Sebagian besar produksi 2017 dilakukan pada akhir 2016 karena perseroan merenovasi pabrik pada Januari-Februari 2017. Untuk renovasi pabrik dan pemasangan mesin, perseroan menginvestasikan belanja modal Rp 95 miliar. Pabrik yang baru direnovasi ini beroperasi pada kuartal pertama 2018 dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi tablet dan kapsul hingga 55%.

(Baca: Kalbe Farma Bakal Edarkan Produk Biosimilar Tahun Ini)

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...