Bukalapak Bidik Rp 3,96 Triliun dari Penjualan Saham ke Karyawan
Emiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), berencana melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) dalam rangka pelaksanaan program kepemilikan saham manajemen dan karyawan (MESOP).
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan manajemen Bukalapak, periode pelaksanaan MESOP ini akan dilaksanakan pada 3 Oktober 2022 sampai dengan 11 November 2022 dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya 5.060.345.150 saham baru pada harga pelaksanaan Rp 783 per saham.
Memang, harga yang ditawarkan MESOP ini lebih tinggi dari rata-rata harga saham Bukalapak yang saat ini diperdagangkan di kisara Rp 280 sampai dengan Rp 288 per saham.
Sehingga, dari aksi korporasi ini, emiten bersandi BUKA tersebut berpotensi menghimpun dana senilai Rp 3,96 triliun.
"Apabila terdapat hak opsi yang belum dikonversi dapat dilakukan pada periode pelaksanaan MESOP berikutnya," kata Direktur Bukalapak, Teddy Nuryanto Oetomo, dikutip Rabu (28/9).
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Bukalapak telah dua kali menggelar program MESOP. Untuk tahap pertama digelar pada 15 November 2021 sampai dengan 24 Desember 2021. Kemudian, di tahap kedua, MESOP dilaksanakan pada 1 April 2022 sampai 24 Mei 2022.
Namun, pada dua pelaksanaan MESOP yang dihelat perseroan, tidak ada peminat yang membeli saham BUKA alias nihil.
Sampai dengan periode enam bulan pertama ini, emiten bersandi BUKA ini mengantongi laba bersih sebesar Rp 8,59 triliun pada periode semester pertama tahun ini. Kinerja ini naik 1.220% dari periode semester pertama di tahun sebelumnya yang mana perusahaan mencatatkan kerugian bersih Rp 768,64 miliar.
Bukalapak membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,69 triliun, meningkat 95,94% dari tahun sebelumnya Rp 863,62 miliar. Sedangkan, dari laba nilai investasi yang belum direalisasikan mencapai Rp 9,79 triliun. Sehingga, setelah dikurangi beban dan pendapatan operasi lainnya, perseroan mengantong laba usaha senilai Rp 8,60 triliun.
Manajemen Bukalapak menyampaikan, keuntungan tersebut disebabkan oleh laba nilai investasi marked to market dari PT Allo Bank Tbk (BBHI). Bukalapak mencatatkan kenaikan Total Processing Value (TPV) sebesar 24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 36,5 triliun.