Schroder Catat Dana Kelolaan Rp 66 Triliun, Ini Saham Pilihannya
PT Schroder Investment Management Indonesia berhasil mencatatkan dana kelolaan atau asset under manangement (AUM) sekitar Rp 66,64 triliun hingga akhir September 2022. Kondisi pasar modal Indonesia yang mulai pulih menjadi salah satu sentimen positif.
Investment Director Schroders Indonesia, Irwanti CFA mengatakan, Schroder memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 4,5% - 5% tahun depan, di tengah potensi terimbas resesi ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas.
"Saya kira di antara pilihan yang sangat sedikit, kita melihat pertumbuhan akan mengurangi ketergantungan pada instrumen pendapatan tetap dan lebih ke saham," ujar Irwanti dalam acara Schroder Indonesia: Embracing Sustainability, Rabu (2/11).
Schroders optimistis pasar saham akan tumbuh sekitar 10%, sementara reksa dana bisa naik di kisaran 14% - 15%. Schroders memilih saham-saham yang defensif seperti, sektor barang konsumsi, sektor kesehatan, dan perbankan pada kondisi sekarang.
Namun, Irwanti enggan memberikan perkiraan AUM sampai akhir tahun ini, dan tahun depan karena kinerja dari saham yang sulit untuk diprediksi.
"Schroders lebih banyak taruh (dana kelolaan) di saham, jadi sedikit berbeda dengan umumnya. Sulit bagi kami memberikan target dana kelolaan karena kita semua tahu kinerja saham sangat sulit diprediksi,” kata Irwanti.
Kendati demikian, Irwanti tetap berharap dana kelolaan dapat bertumbuh, walaupun ada potensi resesi global.
“Harapannya akan lebih baik ke depan, karena kita semua tahu dunia ini memiliki potensi terjadinya resesi,” lanjut Irwanti.
Irwanti memaparkan, Schroder memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya akan berada di level 1,6% pada tahun depan. Perkiraan ini lebih rendah dari laporan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) yang menargetkan pertumbuhan ekonomi global akan berkisar antara 2,3% - 2,5%.