Hassana Boga Sejahtera Melantai Perdana di BEI, Saham Anjlok 10%
Perusahaan industri makanan bayi, PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) melakukan pencatatan perdana saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/2). NAYZ menjadi emiten ke-12 di tahun 2023.
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 09.30 WIB, harga saham NAYZ anjlok % ke level Rp 90 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 100. Saat pembukaan perdagangan, saham NAYZ sudah masuk ke dalam zona merah. Harga tertinggi sahamnya hanya mencapai Rp 99 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 147,38 juta dengan nilai transaksi Rp 13,47 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 7.832 kali, dengan rentang harga penjualan Rp 90 sampai Rp 99 per saham. Sementara kapitalisasi marketnya yaitu 229,50 miliar.
Melansir dari prospektusnya, perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan bayi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham NAYZ. Perseroan menawarkan sebanyak 510 juta saham atau sebanyak 20% dari total kepemilikan saham setelah penawaran umum, dengan harga penawaran Rp 100 per saham.
Berdasarkan sistem e-IPO, perseroan mencatatkan telah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sekitar 31,74 kali. Dari Penawaran Umum Perdana Saham ini perseroan mengumpulkan dana segar sebanyak Rp 51 miliar.
Direktur Utama PT Hassana Boga Sejahtera Tbk, Lutfiel Hakim, mengatakan NAYZ akan menjangkau lebih banyak lagi pasar dan produk.
“Dengan IPO, kami ingin manfaat produk ini betul-betul menjangkau konsumen di mana pun berada, didukung pengembangan inovasi produk yang lebih maksimal,” katanya di BEI, Senin (6/2).
Lutfiel menjelaskan jika kelahiran bayi di Indonesia saat ini ada di angka 4,8 juta sampai dengan 5 juta per tahun. Menurutnya, itu merupakan alasan produk-produk terkait keperluan bayi banyak diminati.
Selain itu, perusaaan, kata dia mempunyau positioning yang berbeda dan unik, sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang bisa dimasak dari rumah tapi juga memberikan added value berupa bahan organik dan terfortifikasi yang mencukupi micronutrient bayi. "Pada dasarnya produk ini Indonesia sekali, baik sumber bahan baku maupun cita rasanya,” kata Lutfiel.
Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan untuk beberapa
kepentingan, seperti Rp 4,21 miliar akan digunakan oleh perusahaan untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang digunakan untuk pembangunan pabrik.
Kemudian, sekitar Rp 30 miliar akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik. Sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional.