Saham FIRE dan CITY Anjlok usai Masuk Status UMA
Saham emiten pertambangan batu bara, PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) dan pengembang properti, PT Natura City Development Tbk (CITY) mendapat peringatan harga saham yang bergerak di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan, Pande Made Kusuma Ari A., pengumuman UMA tersebut lantaran terjadi kenaikan harga saham yang signifikan baik di saham FIRE maupun CITY.
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," tulis otoritas BEI, dikutip Kamis (12/10).
BEI saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham FIRE dan CITY. Oleh sebab itu, BEI mengimbau agar investor memperhatikan jawaban perusahaan atas permintaan konfirmasi Bursa.
Kedua, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Ketiga, mengkaji kembali rencana aksi korporasi emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS;
Keempat, mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Sebagaimana diketahui, saham FIRE pada perdagangan Kamis ini mengalami penurunan 2,27% ke level Rp 129 per unit dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 190,32 miliar. Dalam tiga bulan terakhir, saham FIRE mengalami kenaikan 101,56%.
Berdasarkan struktur pemegang sahamnya sampai dengan 30 September 2023, FIRE dikendalikan oleh Aris Munandar dengan kepemilikan 36%, pemegang saham publik 48,42%. Kemudian, PT Asabri (Persero) menguasai 15,58% saham.
Sementara itu, saham CITY pada hari ini terpantau anjlok 12,22% ke level Rp 79 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 432,42 miliar. Dalam tiga bulan terakhir ini, saham CITY sudah melesat 54,90%.
Para pemegang sahamnya sampai dengan 30 September 2023 antara lain, PT Sakti Generasi Perdana selaku pengendali dengan kepemilikan 20,63%. Kemudian, PT Sentul City 15,04%. Belakangan, Sentul City melepas seluruh sahamnya di perusahaan. Kemudian, pemegang saham lainnya adalah PT Tunas Tumbuh Berkembang 9,89%, Golden Capital Foundation 9,44%, PT Karya Cakrawala Perdana 5,81% dan investor publik sekitar 38%.