Kerugian Menyusut, GOTO Optimistis EBITDA Q4 2023 Positif
Di tengah perluasan demografi pengguna, khususnya di tengah besarnya pasar Indonesia, manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berharap perseroan bisa mencapai pertumbuhan yang lebih baik tahun ini. Perseroan menargetkan perolehan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) grup yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023.
Adapun EBITDA grup yang disesuaikan untuk keseluruhan tahun 2023 diprediksi sekitar minus Rp4,5 triliun hingga minus Rp3,8 triliun.
“Pedoman di atas didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan perkiraan awal perseroan, yang semua tergantung pada ketidakpastian dan risiko. Hal ini termasuk peningkatan kompetisi pasar, yang diperkirakan akan berlanjut di kuartal mendatang, inflasi, serta faktor lainnya,” tulis manajemen GOTO dalam siaran pers, Senin (30/10).
Sebelumnya, kinerja GOTO selama sembilan bulan pertama tahun ini tercatat membaik. Laporan keuangan perseroan menunjukkan rugi bersih atribusi entitas induk GOTO per September 2023 terpangkas 53 persen secara year-on-year (YoY) menjadi Rp9,55 triliun.
Angka ini membaik dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat merugi bersih hingga Rp20,32 triliun. Penurunan rugi bersih ini dipengaruhi kenaikan pendapatan bersih dan efisiensi beban perseroan sejak awal tahun. Total pendapatan bersih naik 32 persen menjadi Rp10,51 triliun, membaik dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp7,97 triliun.
Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo mengatakan, nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) grup tumbuh positif setelah menurun selama dua kuartal berturut-turut. Hal ini didorong oleh pertumbuhan unit bisnis e-commerce dan on-demand dervices.
Perseroan memperluas pasar potensialnya melalui pengembangan produk dan layanan. Strategi ini menjawab kebutuhan konsumen yang lebih peka terhadap harga.
“Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat. Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang perseroan,” kata Patrick.
Pada kuartal III 2023, perseroan mencatat perbaikan EBITDA grup yang disesuaikan sebesar 74 persen (YoY) menjadi Rp942 miliar. Capaian ini berkat peningkatan monetisasi dan manajemen beban usaha.
GTV grup tumbuh 5 persen secara kuartalan, namun turun 6 persen secara tahunan menjadi Rp151,3 triliun. Hal ini merupakan dampak dari inovasi perseroan di tengah kompetisi yang makin ketat. Pada saat yang sama, jumlah konsumen profitabel dan kontribusi mereka terhadap GTV tetap stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.
Direktur Keuangan Grup GOTO Jacky Lo menjelaskan, seiring GTV yang kembali tumbuh pada kuartal ketiga dibanding kuartal sebelumnya, margin kontribusi dan EBITDA yang disesuaikan ikut membaik. Hal ini didorong oleh efisiensi beban operasional, yakni dengan mengurangi redudansi serta pemanfaatan teknologi untuk menekan biaya.
“Kami terus melangkah menuju profitabilitas, di mana di kuartal ketiga ini unit bisnis on-demand services berhasil mencapai nilai positif untuk EBITDA yang disesuaikan, sebelum alokasi biaya korporasi. Meski demikian, kami melihat adanya kompetisi yang semakin ketat dan kemungkinan akan terus berlanjut,” kata Jacky.
Ia menambahkan, perseroan akan merespons hal ini dengan prinsip kehati-hatian dan menyeimbangkan pertumbuhan dengan profitabilitas.
Pendapatan bruto GOTO tumbuh 1 persen (YoY) mencapai Rp6 triliun. Hal ini didukung penghematan beban insentif dan pemasaran produk sebesar 36 persen (YoY), atau setara Rp2,1 triliun.
Beban Turun
Perseroan memangkas sejumlah beban dan biaya, di antaranya beban umum dan administrasi yang turun hingga 57 persen (YoY) menjadi Rp4,61 triliun. Beban penjualan dan pemasaran juga berkurang 47 persen (YoY) menjadi Rp4,82 triliun. Adapun beban iklan dan pemasaran dipangkas 53 persen menjadi tersisa Rp1,5 triliun.
Perseroan memiliki kas dan neraca yang solid, dengan kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp25,2 triliun per 30 September 2023. Tingkat penggunaan bersih kas berkurang 76 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini membuat GOTO memiliki modal lebih dari cukup untuk menjalankan rencana dan kegiatan bisnis.