Lo Kheng Hong Raih Penghargaan Sebagai Bapak Investasi Saham
Menutup tahun 2023, investor kawakan Lo Kheng Hong kembali meraih penghargaan sebagai Father of Stock Investment atau Bapak Investasi Saham. Penghargaan itu diberikan oleh Messenger of Revival (MORE). MORE adalah marketplace ministry yang sebelumnya dikenal dengan nama Business & Office Ministry (BOM).
MORE menilai Lo Kheng Hong memiliki pengaruh dan wawasan yang luas bagi generasi untuk melek investasi. Pak Lo biasa ia disapa memang sudah tidak asing lagi di dunia saham. Investor kawakan yang sering disebut Warren Buffet-nya Indonesia telah terjun di sebagai investor sejak 34 tahun lalu.
Awal 2023, sebelumnya Lo Kheng Hong biasa dia disapa juga terpilih sebagai Inspiring Investor dari Sinarmas Aset Manajemen. Penghargaan itu diraihnya pada acara Investor Appreciation Night and Market Outlook: Journey to Recover yang digelar pertengahan Januari.
Pak Lo mengawali investasi di pasar modal saat usianya menginjak 30 tahun. Dia masih bekerja di bank saat mulai menjadi investor saham. Kemudian dia berhenti dari pekerjaannya dan memutuskan menjadi full time investor pada usia 37 tahun.
Tujuh tahun perjalanan investasi, tokoh legendaris pasar modal Indonesia ini mengaku sudah dapat untung cukup banyak sehingga berani berhenti bekerja. Sampai saat ini, dia bukan hanya tidak bosan menjadi investor, tapi juga makin hari makin cinta dan makin bergairah terhadap pasar modal Tanah Air.
“Karena menjadi investor saham di BEI begitu nikmat dan mengasyikkan, kita hidup santai saja tapi dapat duitnya banyak sekali. Bahkan kalau ditanya kapan berhenti? Saya akan menjadi investor saham sampai akhir hidup saya, sampai dipanggil oleh yang kuasa,” kata pria kelahiran 20 Februari 1959 itu.
Adapun salah satu strategi sukses Lo Kheng Hong menjadi investor individu adalah memegang saham perusahaan besar yang sudah jelas kinerjanya dan terus bertumbuh. “Ketika kita memiliki saham wonderful company, kita tidur saja bisa menghasilkan uang lebih banyak hasilnya daripada orang yang kerja keras. Hanya tidur saja padahal,” ujarnya.
Dia juga memilih jadi investor saham dan tidak membangun usaha sendiri. Sebab menurutnya dengan memegang saham tersebut, dia seperti sudah punya perusahaan besar.
Pak Lo mengaku masih memiliki satu impian terbesarnya yang diharapkan bisa terwujud dari pasar saham Indonesia. Impian pria berusia 64 tahun tersebut bukan menikmati keuntungan besar dari saham-saham yang dimilikinya, namun bisa melihat masyarakat Indonesia sejahtera dari berinvestasi di instrumen ini.
“Bukan sejuta keinginan, tapi satu keinginan saja. Kalau kita punya banyak keinginan hidup kita makin susah. Jadi saya punya satu keinginan yakni masyarakat Indonesia bisa menjadi sejahtera melalui Bursa Efek Indonesia,” ujarnya.
Apalagi dia meyakini harta karun terbesar di dunia adanya di dalam pasar modal, bukan di dasar laut. Termasuk bisa membeli Mercy dengan harga Bajaj yang hanya bisa dilakukan di pasar saham.
“Mercy dijual seharga Bajaj tidak ada. Hanya orang-orang tertentu di saham yang matanya tajam yang bisa melihat Mercy harga Bajaj. Caranya tidak mudah, tapi bisa dengan banyak membaca,” kata Pak Lo.
Namun perlu dicamkan bahwa keberhasilannya, tidak datang dengan dengan instan. Kesuksesan saat ini berkat kesabaran dan kegigihannya dalam bergelut di dunia pasar modal.
Lo Kheng Hong pun menganjurkan agar para calon investor maupun investor pemula memperhatikan beberapa hal saat berinvestasi saham.
Berikut lima sarannya:
- Lihat manajemennya, apakah dikelola orang yang jujur, profesional, dan berintegritas.
- Perhatikan usahanya.
- Cari perusahaan yang labanya besar.
- Pilih perusahaan yang terus bertumbuh dalam jangka panjang.
- Cermati valuasi dari price earning ratio (PER) maupun price to book value (PBV) dan bandingkan dengan pesaingnya.