Soraya Berjaya Patok Harga IPO Rp 125 per Saham, Incar Dana Rp 30 M

Nur Hana Putri Nabila
27 Juni 2024, 18:43
Pekerja melintas di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (14/6/2024). IHSG ditutup melemah 96,72 poin atau 1,42 persen ke posisi 6.734,83.
Fauza Syahputra|Katadata
Pekerja melintas di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (14/6/2024). IHSG ditutup melemah 96,72 poin atau 1,42 persen ke posisi 6.734,83.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) mematok harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp 125 per saham. Dari aksi tersebut, perusahaan berpotensi meraup dana segar maksimal Rp 30 miliar dari IPO.

Manajemen SPRE menyatakan, harga saham perdana tersebut merupakan nilai tengah dari harga penawaran awal di rentang Rp 120–Rp 130 per lembar. Kemudian perusahaan dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Juli 2024.  

Kemudian, perusahaan industri dan perdagangan barang jadi keperluan rumah tangga itu akan melepas maksimal 240 juta lembar saham atau 30% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO. PT MNC Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran saham perdana SPRE.

Soraya Berjaya Indonesia merupakan produsen perlengkapan kamar tidur yang berkantor pusat di Kota Padang, Sumatera Barat. Perusahaan ini mulai beroperasi sejak 2001 dan pada awalnya bergerak di bidang konveksi skala mikro. 

Pada 2015, Soraya Berjaya berkembang menjadi sebuah perusahaan berbentuk perusahaan terbatas (PT) dan fokus pada produksi perlengkapan kamar tidur. Mereka menawarkan berbagai produk seperti sprei, bed cover, bantal, guling, dan aksesoris rumah tangga.  

Berdasarkan informasi yang disampaikan dalam prospektus, Soraya Berjaya berencana menggunakan dana hasil IPO sebagai berikut:

  1. Sekitar 83,33% dari dana IPO akan digunakan untuk membeli persediaan kebutuhan bahan baku produksi, seperti kain katun cvc, dakron (bed cover), dakron (badan bantal), busa, dan retsleting. 
  2. Sekitar 16,67% dari dana IPO akan digunakan untuk pembelian mesin baru dan kendaraan operasional. 

Secara rinci, sekitar 71% dari dana pembelian mesin akan digunakan untuk membeli mesin jahit pleating, mesin bed cover, mesin jahit, mesin carding bantal, mesin blower bantal, mesin press bantal, mesin obras, mesin zigzag hingga mesin sirsak. Kemudian, sekitar 29,00% akan digunakan untuk pembelian kendaraan operasional berupa truk dua unit dan kendaraan operasional satu unit. 

Untuk menarik minat investor, di dalam prospektus, SPRE juga berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 20% atas laba bersih tahun berjalan perseroan. 

 Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih perseroan pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023 mencapai Rp 2,93 miliar atau naik signifikan dari Rp 907.48 juta pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi sejalan dengan pertumbuhan penjualan offline dan online di Sumatera Barat dan Riau.

Selain itu, permintaan dari pelanggan perseroan bergerak di bidang industri dan perdagangan barang jadi keperluan rumah tangga itu juga meningkat karena strategi bisnis yang diterapkan. 

 Berdasarkan akta pendirian perusahaan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham perseroan terdiri atas Rizet Ramawi sebanyak 27,83%, PT Galaksi Investama Corpora 17,5%, Ridho Ferman Shatrio 14,18%, Dwi Ristra Utami 7,18%, Marfetra sebanyak 3,33%, dan masyarakat 30%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...