Wall Street Meroket Ditopang Saham Tesla
Bursa saham Amerika Serikat Wall Street meningkat pada perdagangan Selasa (2/7). Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan harga saham Tesla dan emiten-emiten dengan kapitalisasi besar lainnya.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) meningkat 0,41% menjadi 39.331,85. S&P 500 (.SPX) naik 0,62% menjadi 5.509,01 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 0,84% menjadi 18.028,76.
Harga saham Tesla naik ke level tertinggi sejak Januari. Hal ini karena penurunan pengiriman kendaraan pada kuartal kedua lebih kecil dari perkiraan, yaitu 5%.
Kemudian harga saham-saham berkapitalisasi besar seperti Apple naik 1,6%. Begitu juga dengan Amazon.com dan induk Google, Alphabet seiring dengan turunnya imbal hasil obligasi Amerika secara keseluruhan.
Sementara itu, harga saham produsen cip Nvidia turun 1,3%.
Investor juga memantau data survei pasar kerja dan perputaran tenaga kerja AS atau JOLTS, yang menunjukkan bahwa lowongan kerja meningkat pada Mei, setelah turun signifikan dalam dua bulan sebelumnya.
Meski begitu, pemutusan hubungan kerja alias PHK juga meningkat di tengah melambatnya aktivitas ekonomi.
Selain informasi tersebut, investor akan memantau rilis data Non-Farm Payroll Juni yang akan diumumkan pada Jumat. Non-Farm Payroll adalah data tingkat ketenagakerjaan di Amerika serikat selain dari sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, dan lembaga-lembaga nirlaba.
Laporan tersebut sangat penting untuk menilai apakah pasar tenaga kerja di Amerika tetap tangguh di tengah suku bunga yang mencapai level tertinggi dalam beberapa dekade.
Gubernur bank sentral Amerika, The Fed Jerome Powell mengatakan dalam suatu panel, bahwa data ekonomi baru-baru ini menunjukkan kemajuan yang signifikan. Walaupun ia mencatat, The Fed perlu melihat lebih banyak lagi data sebelum mengubah kebijakan.
CEO Genter Capital Management Dan Genter menyatakan bahwa penurunan inflasi baru-baru ini bisa menjadi sinyal bagi The Fed untuk mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga.
“The Fed benar-benar ingin melihat peningkatan lebih lanjut terkait angka pengangguran dan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja baru,” kata Genter dikutip dari Reuters, Rabu (3/7).
Volume transaksi di bursa saham Amerika Wall Street mencapai 9,89 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,8 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Angkanya diperkirakan lebih rendah sepanjang minggu ini, mengingat pasar ekuitas ditutup lebih awal pada Rabu dan libur pada Kamis untuk merayakan Hari Kemerdekaan AS.
Harga saham yang naik lebih banyak dibandingkan yang turun, yakni rasio 2,06 banding 1 di NYSE. Ada 179 titik tertinggi dan 97 titik terendah baru di NYSE.
S&P 500 membukukan 15 level tertinggi baru dalam 52 minggu dan 4 level terendah baru. Sementara itu, Nasdaq Composite mencatat 39 level tertinggi baru dan 196 level terendah baru.