IPO Global Sukses Digital Incar Dana Rp 60,75 Miliar, Intip Prospek Usaha

26 Juli 2024, 15:18

vecteezy.com/ecaterina tolicova

Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS) akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Emiten perdagangan eceran alat fotografi itu melepas maksimal 450 juta lembar saham atau 26,09% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO.

Global Sukses Digital membuka harga penawaran awal di rentang Rp 130-135 per saham. Dari aksi korporasi ini, DOSS berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 60,75 miliar. Adapun PT Samuel Sekuritas Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran saham perdana Global Sukses Digital.

Berdasarkan informasi yang disampaikan dalam prospektus, DOSS akan menggunakan 27,4% dari dana IPO untuk belanja modal atau capital expenditure. Dana ini termasuk biaya sewa gerai, pengembangan gerai baru, dan renovasi gerai lama mulai tahun 2024 dan 2025.

Secara rinci, penggunaannya meliputi perluasan area gerai di Ratu Plaza Mall hingga 1.500 m² serta pembukaan gerai baru di Banjarmasin, Semarang, Kendari, dan Medan. Biaya gerai baru di masing-masing kota mencakup sewa dan renovasi.

Kemudian sebanyak 72,6% dari dana IPO akan dialokasikan untuk modal kerja perusahaan, demi mendukung kegiatan usaha utama dan operasional. Hal itu termasuk pembiayaan untuk pengadaan, distribusi, kelengkapan persediaan, dan beban operasional lainnya pada tahun 2024 dan 2025, baik di gerai lama di Ratu Plaza Mall maupun di gerai baru di Banjarmasin, Semarang, Kendari, dan Medan.

Demi menarik minat investor, di dalam prospektus, DOSS juga berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 30% atas laba bersih perseroan. Bila menilik laporan keuangan perusahaan laba bersih perusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023 naik 32,25% menjadi Rp 23,73 miliar.

Tahun sebelumnya DOSS membukukan laba sebesar Rp 17,94 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 6,10 miliar atau 27,84%.