Saham Portofolio Lo Kheng Hong CIMB (BNGA) Catat Laba Rp 4,4 T, Ini Analisisnya

Nur Hana Putri Nabila
2 Oktober 2024, 16:08
Saham portfolio Lo Kheng Hong, CIMB Niaga mencatat laba bersih Rp 479 miliar pada Agustus 2024, menurun dibanding periode sebelumnya meskipun kinerja tahunan naik 4,2%.
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Saham portfolio Lo Kheng Hong, CIMB Niaga mencatat laba bersih Rp 479 miliar pada Agustus 2024, menurun dibanding periode sebelumnya meskipun kinerja tahunan naik 4,2%.
Button AI Summarize

Emiten portfolio investor kawakan Lo Kheng Hong, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), mencatat laba bersih sebesar Rp 479 miliar pada Agustus 2024. Angka tersebut turun 16% dibandingkan bulan sebelumnya (mom) dan turun 3,6% dibandingkan tahun lalu (yoy). Namun, laba bersih selama periode delapan bulan pertama 2024 tumbuh menjadi Rp 4,4 triliun, naik 4,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Investment Analyst Lead dari Stockbit Sekuritas Indonesia, Rahmanto Tyas Raharja, mengatakan bahwa kinerja bank CIMB Niaga pada Agustus 2024 dinilai netral. Hal ini disebabkan oleh penurunan margin bunga bersih (NIM) secara bulanan, serta kerugian dari valuta asing, namun biaya kredit tetap terjaga.

“Terjaganya likuiditas juga akibat melandainya pertumbuhan kredit,” tulis Rahmanto dalam risetnya, dikutip Rabu (2/10). 

Selain itu, Stockbit Sekuritas juga mencatat adanya penurunan margin bunga bersih (NIM) secara bulanan dan kerugian dari valuta asing. Pada Agustus 2024, NIM BNGA berada di angka 3,7% atau turun dibandingkan bulan sebelumnya (mom). Adapun sepanjang Januari–Agustus 2024, NIM CIMB Niaga tercatat sebesar 3,9%, di bawah target manajemen untuk 2024 yang berada di kisaran 4,2–4,4%. 

Menurut Rahmanto, penurunan ini menyebabkan pendapatan bunga bersih (NII) tertekan hingga Rp 993 miliar, turun 9% dibandingkan bulan lalu (mom) dan turun 4% dibandingkan tahun lalu (yoy). Akibatnya, ia menilai NII hingga Agustus ini turun 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di samping itu, turunnya NII sejalan dengan penurunan laba operasional sebelum provisi (PPOP), yang turun 13% secara bulanan (mom). Hal itu disebabkan oleh kerugian transaksi valuta asing sebesar Rp 307 miliar.

Tak hanya itu, Rahmanto juga menambahkan bahwa biaya kredit atau credit cost BNGA masih terjaga. Pada Agustus 2024, credit cost mencapai 0,45%, naik 10 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya dan 37 basis poin dibandingkan tahun lalu.

Meski sedikit meningkat, ia mengklaim angka ini masih dianggap terkendali. Sepanjang periode Januari–Agustus 2024, credit cost mencapai 0,6%, lebih baik dari target manajemen yang berada di kisaran 1–1,1%.

“Terjaganya CoC tercermin pada penurunan beban provisi selama Januari–Agustus 2024 turun 41% yoy,” ujarnya. 

Selain itu, Stockbit juga mencatat bahwa likuiditas CIMB Niaga tetap terjaga berkat pertumbuhan kredit yang melandai. Penyaluran kredit, termasuk pembiayaan syariah, tumbuh lebih lambat, hanya sebesar 3,4% YoY pada periode delapan bulan pertama 2024, turun dari 4,8% YoY pada bulan sebelumnya. 

Rahmanto mengatakan angka ini juga berada di bawah target manajemen untuk 2024 yang diproyeksikan tumbuh di kisaran 5–7%. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan pembiayaan syariah yang naik 11% YoY. 

Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh lebih cepat, mencapai 4,3% YoY, yang menyebabkan rasio Loan-to-Deposit (LDR) turun ke 82,9%. Namun, secara bulanan, penyaluran kredit dan DPK masing-masing turun sebesar 1,5% dan 1,4%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...