Gadai 80% Saham NETV, FILM Tarik Pinjaman ke BMRI Rp 794,75 M

Ringkasan
- Indeks S&P 500 di Wall Street naik 24% pada akhir 2023, mendekati rekor tertinggi dalam dua tahun, dan diperkirakan tren kenaikan akan berlanjut ke tahun 2024 berdasarkan pola historis dan faktor seperti momentum dan fondasi pasar yang kuat.
- Analisis data sejak tahun 1950 menunjukkan bahwa setelah kenaikan 20% atau lebih, indeks S&P 500 rata-rata naik 10% di tahun-tahun berikutnya, dengan prediksi kenaikan indeks ke kisaran 4.850 hingga 4.950 pada 2024, yang bisa mencapai di atas 5.000 jika didukung oleh suku bunga yang lebih rendah, pendapatan perusahaan yang tumbuh di atas 10%, dan AS terhindar dari resesi.
- Faktor-faktor seperti rilis data ketenagakerjaan, pertemuan The Fed mengenai suku bunga, dan laporan laba perusahaan Q4 2023 akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pasar saham. Meskipun terdapat kekhawatiran terhadap efek kenaikan suku bunga dan inflasi, pola historis, khususnya terkait tahun pemilihan presiden, menunjukkan potensi kenaikan positif pada tahun 2024.

PT MD Entertainment Tbk (FILM) menarik pinjaman dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 794,75 miliar. Pinjaman ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu Rp 529,50 miliar untuk bagian pertama dan Rp 265,25 miliar untuk bagian kedua.
Total pinjaman tersebut memiliki tenor hingga 61 bulan sejak perjanjian pinjaman ditandatangani, dengan tambahan waktu satu bulan setelahnya untuk pelunasan penuh. Suku bunga yang disepakati sebesar 9,25% per tahun.
Namun, pihak Bank Mandiri memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan tingkat suku bunga sesuai dengan perubahan kondisi pasar yang berlaku, sehingga tingkat bunga bisa berubah sewaktu-waktu tergantung kebijakan bank.
Manajemen perusahaan juga mengungkapkan pinjaman tersebut digunakan untuk mendanai kekurangan arus kas (cashflow gap) dalam rangka aksi korporasi FILM, yaitu pengambilalihan NETV.
Tak hanya itu, pinjaman tersebut juga dijamin dengan sejumlah aset. Jaminan tersebut mencakup gadai atas 80% saham FILM di NETV, jaminan berupa tanah JFS dan tanah MD, serta jaminan dalam bentuk deposito.
Selain jaminan, FILM juga harus memenuhi beberapa persyaratan keuangan. Di antaranya adalah menjaga Debt Service Coverage Ratio (DSCR) minimal 100%, yang berarti perusahaan harus memiliki cukup pendapatan untuk membayar utang. Selain itu, Current Ratio (CR) perusahaan harus minimal 100%, menunjukkan bahwa aset lancar harus mampu menutupi kewajiban lancar.
Manajemen FILM menyampaikan bahwa rencana transaksi ini akan mendukung pengembangan bisnis perusahaan dengan memperluas aksesnya ke saluran distribusi televisi. Tak hanya itu, transaksi ini juga akan memberikan NETV kesempatan untuk memanfaatkan keahlian produksi FILM sehingga membuat NETV menjadi lebih kompetitif di pasar.
“Oleh karena itu, transaksi ini akan menguntungkan kedua belah pihak, yaitu perseroan dan NETV,” tulis manajemen FILM dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (16/10).