Laba Emiten Jagoan Lo Kheng Hong, CIMB Niaga Naik 4,7% Jadi Rp 5,13 Triliun
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) membukukan laba bersih sebesar Rp 5,13 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2024, naik 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba emiten portofolio jagoan investor kawakan Lo Kheng Hong, antara lain ditopang oleh biaya pencadangan yang turun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, penyaluran kredit masih tumbuh 6,4% menjadi Rp 218,6 triliun. Namun, pendapatan bunga dan syariah bersih emiten berkode saham BNGA ini turun tipis dari Rp 10,18 triliun menjadi Rp 10 triliun. Beban bunga naik dari Rp 6,5 triliun menjadi Rp 8 triliun, sedangkan pendapatan bunga naik dari Rp 16,7 triliun menjadi Rp 18 triliun.
Pendapatan komisi atau fee juga turun dari Rp 2,4 triliun menjadi Rp 2,3 triliun. Adapun kinerja laba terbantu oleh penurunan beban pencadangan yang turun hingga 20% menjadi Rp 1,32 triliun. Laba sebelum pajak konsolidasi pun naik 5,1% menjadi Rp 6,6 triliun dan menghasilkan earnings per share Rp 204,34.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan menjelaskan, pencapaian kinerja hingga kuartal ketiga ini mencerminkan fokus perusahaan pada aset berkualitas serta efisiensi operasional. Ia menekankan, CIMB Niaga mengelola aset secara hati-hati dan proaktif untuk memperkuat portofolio serta menjaga kinerja yang berkelanjutan. Hal itu terlihat dari rasio gross non-performing loans (NPL) sebesar 2,0%, yang berada di bawah rata-rata industri.
“Kami terus menjaga ketahanan operasional dan risiko di dalam perusahaan, yang terbukti sangat penting pada beberapa tahun terakhir,” ujar Lani dalam keterangan resminya, Rabu (30/10).
Ia mencatat, posisi permodalan dan likuiditas bank tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 23,4% dan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) mencapai 84,3%. Hingga akhir September 2024, total aset konsolidasian CIMB Niaga mencapai Rp 354,3 triliun.
Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 8,8% menjadi Rp 256 triliun. Perolehan tersebut didorong oleh kenaikan simpanan giro dan tabungan (CASA) yang juga tumbuh 8,8% menjadi Rp 170,7 triliun. Lani mengatakan kenaikan ini merupakan hasil dari strategi CIMB Niaga dalam memperkuat hubungan dengan nasabah dan memperbaiki pengalaman layanan digital, yang berkontribusi pada rasio CASA sebesar 66,7%.
Di sisi lain, penyaluran kredit ditopang oleh pertumbuhan di sektor UKM yang meningkat 9,4%, disusul perbankan korporat 7,1%, dan perbankan konsumer 5,4%. Sektor kredit ritel terutama didorong oleh Kredit Pemilikan Mobil (KPM), yang tumbuh 18,2% sepanjang tahun ini.
Kinerja CIMB Niaga Syariah
Lani juga mencatatkan kinerja yang menggembirakan pada Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah. Total pembiayaan syariah tumbuh mencapai 14,8% menjadi Rp 60,7 triliun. DPK syariah juga berhasil naik 24,6% mencapai Rp 53,2 triliun.
Lani mengatakan pertumbuhan pembiayaan ini didorong terutama oleh segmen ritel. “CIMB Niaga Syariah terus berfokus meningkatkan komposisi pendanaan murah melalui pengembangan jaringan komunitas,” pungkas Lani.