ADRO Tarik Pinjaman untuk Bayar Dividen, Ini Respons BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana menggunakan pinjaman dana pihak ketiga untuk membayar sebagian dividen final tambahan tahun buku 2023.
ADRO berencana menambah dividen tunai hingga US$ 2,62 juta dan akan mengadakan RUPSLB pada 18 November 2024. Selain itu, Adaro Energy juga berencana untuk melakukan rebranding dengan melakukan perubahan nama perusahaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan dalam Undang-undang Perseroan Terbatas (PT) menetapkan bahwa dividen harus dialokasikan dari laba perusahaan atau laba ditahan. Namun, aturan ini tidak mengharuskan dividen dibayar dari uang kas yang yang ada atau dari hasil pinjaman.
“Nah masalah cash-nya kan alokasinya itu dari laba dulu, apakah cash-nya dari pinjam dulu itu enggak diatur. Tapi alokasi atas penggunaan pembagian dividen itu mesti dari laba itu,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/11).
Namun, ia mengatakan setiap aksi pembagian dividen perusahaan masih ada evaluasi dari pihak terkait. Nyoman menyebut beberapa aspek yang ditinjau meliputi kecukupan laba dan keseimbangan antara dividen dengan pengeluaran lain.
Misalnya seperti anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) dan lainnya. Apabila perusahaan membayar dividen dengan dana pinjaman, tentu ada konsekuensi berupa kewajiban tambahan nantinya.
“Tentu perusahaan memiliki pertimbangan tertentu itu kan ngomongin cash flow, tapi alokasinya darimana?” tanyanya.
Sebelumnya, ADRO mengumumkan rencana menggunakan laba ditahan hingga 31 Desember 2023, maksimal sebesar US$ 2,62 miliar untuk menambah pembayaran dividen tunai final. Dalam keterangan resmi perusahaan, ADRO akan meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 November 2024.
Manajemen ADRO menyatakan dana kas internal konsolidasi mencukupi untuk membayar dividen tunai ini. Namun, demi efisiensi pengelolaan kas dan arus kas, perusahaan juga mempertimbangkan kemungkinan menggunakan pembiayaan jangka pendek dari pihak ketiga untuk membayar sebagian dividen tunai tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan yang diaudit per Desember 2023, ADRO mencatat saldo laba sebesar US$ 5,15 miliar. Sementara kas dan setara kas hingga akhir September 2024 tercatat US$ 3,2 miliar.