Ada Transaksi Tutup Sendiri di Saham Adaro Andalan (AADI) Rp 32,94 Triliun
Saham emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), mencatatkan transaksi tutup sendiri atau crossing di pasar negosiasi senilai Rp 32,94 triliun, pada Senin (9/12). Berdasarkan data D’Origin, nilai transaksi crossing saham AADI itu berada di bawah harga pasar, yakni Rp 5.961 per saham.
Padahal, saham Adaro Andalan sepanjang hari ini diperdagangkan di harga Rp 9.550 per saham. Katadata.co.id juga telah meminta tanggapan dari Adaro Andalan Indonesia mengenai transaksi ini. Namun hingga berita ini diterbitkan, anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) itu belum memberikan respons.
Berdasarkan penutupan perdagangan saham sesi pertama hari ini, Senin (9/12), harga saham AADI menyentuh auto reject atas (ARA) atau batas tertinggi setelah melesat 19,75% ke level Rp 9.550 per lembar saham. Volume saham AADI yang diperdagangkan tercatat 37,10 juta saham dengan nilai transaksi 354,29 miliar. Nilai kapitalisasi pasar AADI mencapai Rp 74,36 triliun.
Saham Adaro Andalan Sentuh ARA pada Hari Pertama
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/12) lalu. Harga sahamnya langsung melesat 19,82% atau 1.100 poin ke level Rp 6.650 per lembar dan menyentuh auto reject atas (ARA) sesaat setelah perdagangan dibuka.
ARA adalah batas kenaikan harga saham tertinggi yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan. Saat saham menyentuh ARA, sistem akan secara otomatis menolak pesanan untuk membeli atau menjual efek. AADI menjadi emiten ke-40 di bursa pada tahun ini dan menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek perseroan.
Volume saham AADI yang diperdagangkan pada debut perdananya mencapai 167,4 ribu saham dengan nilai transaksi Rp 1,11 miliar. Adapun frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 674 kali, sedangkan kapitalisasi pasar emiten ini mencapai Rp 51,79 triliun.
Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) ini, perusahaan mematok harga sahamnya sebesar Rp 5.550 per saham. Nilai ini merupakan batas tengah dari harga book building di rentang Rp 4.590-Rp 5.900 per saham.
AADI melepas sebanyak 778,68 juta saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pasca IPO. Dari aksi korporasi tersebut anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) ini meraup dana segar bernilai jumbo sebesar Rp 4,32 triliun.
Rencana Penggunaan Dana IPO AADI
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan, seluruh dana hasil dari penawaran umum perdana saham AADI, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk:
- Sekitar 40% digunakan sebagai pinjaman dari perseroan kepada anak perusahaan, yaitu PT Maritim Barito Perkasa (MBP), untuk mendukung investasi dan kegiatan korporasi lainnya yang meningkatkan aktivitas operasional MBP sejalan dengan peningkatan produksi batu bara grup perseroan
- Sekitar 15% dialokasikan untuk membayar sebagian pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 3 Mei 2024 dengan PT Adaro Indonesia (AI).
- Sisa dana IPO akan dipakai untuk membayar sebagian pokok pinjaman kepada ADRO sesuai dengan perjanjian pinjaman 24 Juni 2024.
Selain itu, perseroan merencanakan rasio pembayaran dividen sampai dengan 45% dari laba bersih konsolidasi mulai tahun buku 2025. Perseroan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham berdasarkan rekomendasi dari direksi dengan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Perseroan hanya dapat membagikan dividen apabila perseroan mempunyai saldo laba positif.