Terancam Delisting, Ini Rencana Waskita (WSKT) Pulihkan Kondisi Keuangan

Nur Hana Putri Nabila
27 Desember 2024, 14:51
Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengungkap rencana untuk memulihkan kondisi perusahaan.
Katadata
Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengungkap rencana untuk memulihkan kondisi perusahaan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengungkap rencana untuk memulihkan kondisi perusahaan. Pasalnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya mengumumkan emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu akan dihapuskan saham dari papan bursa atau delisting.

SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan perkembangan terkait rencana pemulihan kondisi perusahaan yang menjadi penyebab suspensi saham WSKT. Ermy menyebutkan bahwa restrukturisasi utang perbankan ditargetkan selesai pada Oktober 2024.

Hingga saat ini, Waskita bersama para kreditur perbankan telah menyepakati perubahan pada Perjanjian MRA dan KMKP, yang mulai berlaku efektif sejak 17 Oktober 2024.

“Persentase progres 100%,” tulis Ermy dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/12). 

Kemudian, Ermy juga menyampaikan bahwa restrukturisasi utang obligasi ditargetkan selesai pada Mei 2025. Saat ini, Waskita Karya tengah dalam proses mendapatkan persetujuan restrukturisasi untuk satu seri obligasi yaitu PUB III Tahap IV 2019, melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO). Ia mengatakan progresnya telah mencapai sekitar 75%.

“Proses restrukturisasi ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi perusahaan,” ujarnya.

Sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap alasan soal keputusan suspensi saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang hingga saat ini belum dicabut. 

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyebut emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu masih menghadapi sejumlah masalah yang belum terselesaikan. Termasuk gagal bayar dan beban utang yang masih menekan perusahaan.

Meskipun demikian, Iman Rachman tetap memberikan apresiasi terhadap upaya yang telah dilakukan Waskita Karya untuk memulihkan kondisi keuangannya.

"Kami belum buka [suspensi] karena belum semuanya selesai, masih ada beberapa investor yang belum terima mengenai restrukturisasinya, jadi kami belum bisa buka," kata Iman di pressroom Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (17/10) lalu. 

Rugi Waskita Karya Membengkak Jadi Rp 3 Triliun dalam 6 Bulan

Sebelumnya WSKT mencatat kerugian sebesar Rp 3 triliun hingga kuartal III-2024. Padahal, pada kuartal I-2024 WSKT baru mencatat rugi Rp 941 miliar. Artinya, ada lonjakan rugi dalam rentang waktu 6 bulan sejak akhir kuartal I hingga kuartal III tahun ini. 

Meski beban pokok perusahaan turun 18,32% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 5,75 triliun, hal ini belum cukup untuk menyeimbangkan tekanan keuangan lainnya. Pendapatan usaha Waskita turun 13,22%, dengan total pendapatan mencapai Rp 6,78 triliun.

Penurunan ini terutama dipicu oleh kinerja segmen jasa konstruksi yang terkoreksi 24,76% yoy, dari Rp 6,31 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp 4,75 triliun. 

Meski pendapatan menurun, Waskita berhasil mencatatkan laba kotor sebesar Rp 1,03 triliun, naik 33,18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, setelah menghitung beban keuangan dan pendapatan lainnya, perusahaan justru mencatat rugi bersih sebesar Rp 3 triliun, lebih besar dari rugi Rp 2,83 triliun pada tahun sebelumnya.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...