Jurus BRI Hadapi Tantangan di Tengah Menggeliatnya Layanan Fintech dan Startup

Nur Hana Putri Nabila
18 Februari 2025, 15:17
Head of Enterprise Data Management & Analytics BRI, Ajutorius Pinem, dalam acara The Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata di Jakarta, Selasa (18/2).
Katadata
Head of Enterprise Data Management & Analytics BRI, Ajutorius Pinem, dalam acara The Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata di Jakarta, Selasa (18/2).

Ringkasan

  • Kementerian Perdagangan menargetkan transaksi pada Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 mencapai US$ 16,5 miliar, meningkat 10% dari sebelumnya.
  • TEI ke-40 akan diselenggarakan pada 15-19 Oktober 2025 dan menargetkan 1.500 peserta pameran, 5.000 pembeli, dan 30.000 pengunjung.
  • TEI sebagai ajang promosi produk Indonesia, memperluas akses pasar global, dan meningkatkan citra Indonesia sebagai negara yang kompetitif dan inovatif.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten perbankan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengungkap dampak maraknya layanan pembayaran melalui fintech dan start up. Adapun Fintech adalah sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi.

Head of Enterprise Data Management & Analytics BRI, Ajutorius Pinem, mengatakan saat ini masyarakat menginginkan layanan perbankan yang hadir di lingkungan mereka. Selain itu, pelanggan semakin tidak mentoleransi layanan yang tidak andal atau kurang kuat, sehingga ekspektasi terhadap layanan perbankan pun meningkat. 

Di sisi bisnis, Ajutorius mengatakan tantangan lainnya adalah kesamaan layanan antarbank. Fitur, kemampuan transaksi, dan layanan yang ditawarkan oleh satu bank dengan bank lain hampir serupa. 

Ia mengatakan ketatnya persaingan dengan hadirnya fintech dan startup yang terus berkembang, sehingga perbankan tidak bisa tinggal diam. “Kita harus menyamai pace-nya dengan teman-teman dari startup dan fintech,” kata Ajutorius dalam acara The Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata di Jakarta, Selasa (18/2). 

Ajutorius menyampaikan BRI akan terus mendorong fintech dan startup untuk membangun ekosistem yang lebih kuat sekaligus meningkatkan literasi digital bagi pelanggan. Hal tersebut demi mempercepat inklusi keuangan dan pemahaman digital di Indonesia.  

Menurut Ajutorius, dalam ekosistem tersebut peran bank tetap sebagai penyedia layanan keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh fintech dan startup. BRI sendiri telah menjalin banyak kerja sama dengan fintech dan startup melalui platform BRIAPI yang kemungkinan terintegrasi dengan layanan perbankan, terutama dalam layanan pembayaran.  

Ia juga berharap dukungan regulasi dari pemerintah dapat mempercepat proses standarisasi dan kemudahan bagi fintech untuk berkembang. Di sisi lain, regulasi tersebut juga dapat membantu perbankan dalam menyampaikan layanan keuangan dengan lebih efisien kepada fintech.

“Kami paham, kami di BRI merasa bahwa fintech dan startup ini bukan merupakan sebuah ancaman buat perbankan,” ujarnya.

Bagaimana Kinerja BBRI Tahun Buku 2024?

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 60,15 triliun. Laba bank pelat merah ini hanya mampu menumbuhkan laba 0,09% dibandingkan periode sebelumnya yakni Rp 60,1 triliun. 

Melansir laporan keuangan BRI di media massa, perusahaan mencatatkan kerugian penurunan nilai aset atau impairment Rp 41,75 triliun pada 2024, naik dari tahun sebelumnya Rp 29,52 triliun. Selain itu, BRI membukukan sejumlah beban lain yang berdampak negatif terhadap kinerjanya. 

BRI membukukan beban tenaga kerja Rp 39,18 triliun, lalu beban promosi Rp 2,73 triliun, dan beban lainnya yakni Rp 54,83 triliun. Beban operasional BRI mencapai 66,72 triliun, secara total rugi operasional BRI mencapai Rp 78,58 triliun. 

Bank pelat merah ini mencatatkan pendapatan bunga Rp 199,26 triliun, pendapatannya naik dibandingkan sebelum Rp 181,21 triliun. Namun beban bunga BRI mencapai Rp 57,2 triliun, sehingga pendapatan bunga bersih yakni Rp 142,05 triliun. 

BRI mencatatkan penyaluran kredit dan pinjaman syariah sebesar Rp 1.348,20 triliun. Angka penyaluran kredit naik 7,98% pada 2024 dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1.248,51 triliun. Adapun total kredit UMKM yang disalurkan oleh BRI tercatat sebesar Rp 1.110,37 triliun.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...