Fakta IPO Sinar Terang (MINE) dan Jejak Pengendali Sinjo Sumendap di Emiten HEXA


PT Sinar Terang Mandiri Tbk dengan kode emiten MINE akan listing di Bursa Efek Indonesia pada Senin (10/3). Pada penawaran umum perdana melalui initial public offering (IPO) ini, MINE yang bergerak di sektor energi akan melepas maksimal 612,66 juta lembar saham atau sebanyak 15% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO.
Sinar Terang Mandiri membuka harga penawaran awal pada harga Rp 216 per saham. Dari aksi korporasi ini, perusahaan berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 132,33 miliar.
Adapun PT Trimegah Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran saham perdana MINE. Merujuk dokumen IPO, dana dari hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan: sekitar 48% atau Rp 63,21 miliar untuk belanja modal, khususnya pembelian alat berat baru guna mendukung operasional perusahaan.
Kemudian sekitar 11% atau Rp 14 miliar akan digunakan untuk membeli aset tetap berupa tanah dan bangunan milik Sinjo Jefry Sumendap, yang merupakan Komisaris Utama sekaligus Pemegang Saham Pengendali Sinar Terang Mandiri. Sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perusahaan.
Proyeksi Dividen MINE
Kemudian setelah IPO, perusahaan berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham dengan rasio maksimal 30% dari saldo laba positif setelah penyisihan cadangan wajib, mulai tahun buku 2025. Pembagian ini tetap mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan dan keputusan RUPS sesuai dengan anggaran dasar.
Keputusan dividen didasarkan pada hasil RUPS Tahunan serta kinerja dan strategi pengembangan bisnis perusahaan. “Tidak ada pembatasan yang menghalangi hak pemegang saham publik dalam menerima dividen,” tulis manajemen MINE dalam prospektusnya, dikutip Rabu (26/2).
Apabila menilik laporan keuangannya, laba tahun berjalan perusahaan naik sebesar Rp 108.256 juta atau 98,6% yaitu dari Rp 109.845 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2022 menjadi Rp 218.101 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023.
Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya margin kotor atau gross profit margin dari 15,5% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 menjadi 24,2% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.
Jejak Pengendali MINE Sinjo Jefry Sumendap
Salah satu figur yang menjadi perhatian dalam IPO MINE adalah sosok pengendali sekaligus komisaris utama perusahaan Sinjo Jefry Sumendap. Berdasarkan prospektus IPO, Sinjo telah membuat pernyataan untuk tidak akan mengalihkan pengendalian pada perseroan sampai dengan sekurangnya 12 bulan setelah listing di Bursa. Surat itu dibuat pada 5 Desember 2024.
Sinjo merupakan lulusan teknik mesin Universitas Trisakti. Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak tahun 2024 sampai saat ini. Saat ini ia juga menjabat sebagai Advisory Committee PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA). Ia menjadi petinggi di perusahaan tambang yang dikenal karena rutin membagi dividen itu sejak 2014.
Saat ini, ia juga komisaris PT Sinar Terang Cipta Sarana sejak 2016. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur CV Sinar Terang pada 1995 – 1997. Ia menjadi direktur di Sinar Terang Mandiri (MINE) pada 2004 hingga 2007 dan menjadi komisaris utama sejak 2007.
Di Grup Sinar Terang lainnya, Sinjo menjabat sebagai Komisaris PT Sinar Terang Lestari pada 2005 hingga 2019), dan Komisaris PT Sinar Putih Cemerlang pada 2009 hingga 2013. Ia juga pernah menjadi Komisaris di PT Sinar Kurnia Alam pada 2010 hingga 2014, dan Komisaris PT Sambaki Tambang Sentosa dari 2010 sejak 2020.
Profil Sinar Terang Mandiri
PT Sinar Terang Mandiri adalah perusahaan jasa pertambangan dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, mencakup perencanaan tambang, pembangunan infrastruktur, operasional, serta transportasi hasil tambang seperti hauling, barging, dan transshipment. Selain itu, perusahaan juga bergerak di bidang peremukan batu dan produksi paving.
Berkantor pusat di Jakarta Selatan, PT Sinar Terang Mandiri didirikan pada Desember 2004 di Manado sebagai kelanjutan dari CV Sinar Terang yang telah beroperasi sejak Desember 1997. Perusahaan ini telah berkembang menjadi kontraktor tambang, khususnya dalam pekerjaan tanah, pembangunan infrastruktur, jalan, jembatan, dan drainase, serta aktivitas pertambangan seperti pemindahan lapisan penutup, pengambilan dan pengangkutan bijih, manajemen stockpile, hingga pengapalan.