Adu Kinerja Telkom (TLKM) dan Indosat (ISAT), Bagaimana Prospek Sahamnya?

Dua emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Tbk (ISAT) optimistis kinerja perusahaan bakal moncer selama 2025. Kenaikan diharapkan berasal dari meningkatnya permintaan konsumen dan sejumlah inovasi yang dilakukan perusahaan. 

Stockbit Sekuritas dalam earnings call pada Senin (21/4) mengungkapkan manajemen PT Telkom Indonesia Tbk membidik pertumbuhan pendapatan di kisaran low single digit pada 2025. Target ini naik dibandingkan realisasi 2024 yang hanya tumbuh 0,5% secara tahunan. 

Selain itu, margin EBITDA ditargetkan berada di rentang 50–52%, naik tipis dari capaian tahun sebelumnya sebesar 50%. Sementara rasio belanja modal terhadap pendapatan diproyeksi sebesar 17–19%, naik dari 16,3% pada 2024.

Sebagai perbandingan, Stockbit Sekuritas juga merinci kisi-kisi kinerja Indosat. Menurut Stockbit, ISAT menargetkan pertumbuhan pendapatan yang melampaui rata-rata pasar pada 2025, setelah mencatatkan kenaikan sebesar 9% YoY di 2024. 

Menurut riset Stockbit, Indosat juga memproyeksikan peningkatan margin EBITDA dari posisi 47% tahun lalu. Perusahaan juga mengalokasikan belanja modal senilai Rp 13 triliun, lebih tinggi dibanding capex 2024 yang sebesar Rp 9,9 triliun.

“Kami menilai target TLKM pada 2025 merupakan target yang relatif realistis di tengah tren industri dan situasi daya beli masyarakat saat ini,” tulis Stockbit Sekuritas dalam risetnya, dikutip Rabu (23/4).  

Di samping itu, Stockbit Sekuritas juga menyebut target pertumbuhan yang dipatok oleh PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Tbk (ISAT) sejalan dengan proyeksi konsensus pasar. 

Estimasi konsensus memperkirakan pendapatan TLKM tumbuh sebesar 3,8% YoY dan ISAT sebesar 5% YoY pada 2025. Margin EBITDA keduanya juga diperkirakan meningkat, dengan TLKM mencapai 52% dan ISAT 48% pada periode yang sama.

Berdasarkan panduan yang diberikan oleh kedua perusahaan, Stockbit Sekuritas menilai pelaku industri telekomunikasi kemungkinan akan bersikap wait-and-see sepanjang 2025. Hal ini dilakukan sembari menantikan dampak merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) terhadap dinamika kompetisi di sektor ini, sebelum melakukan penyesuaian strategi pertumbuhan yang lebih agresif. 

Kendati demikian, terdapat indikasi positif berupa pertumbuhan Average Revenue Per User (ARPU) TLKM secara kuartalan. “Dan konsolidasi operator telekomunikasi saat ini sebagai tanda bahwa industri ini akan menuju ke arah yang lebih positif (worst is over),” tulis Stockbit Sekuritas. 

Perbandingan Laba Telkom dengan Indosat 

Apabila menilik laporan keuangannya, membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp23,64 triliun sepanjang 2024. Angka tersebut menyusut 3,71% dibanding tahun lalu (year-on-year/yoy) yang mencapai Rp24,56 triliun.

Kendati demikian, pendapatan TLKM tumbuh 0,50% (yoy) menjadi Rp149,96 triliun pada tahun lalu. Pendapatan paling banyak berasal dari segmen data, internet, dan jasa teknologi informatika yang menyumbang Rp94,33 triliun.

Sementara itu, emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencetak laba bersih Rp4,91 triliun sepanjang tahun 2024. Angka laba bersih Indosat sepanjang 2024 tercatat naik 8,97% menjadi Rp4,91 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp4,5 triliun.  

Kenaikan laba bersih ini salah satunya didorong dari peningkatan pendapatan ISAT sepanjang 2024 sebesar 9,09%. Pendapatan ISAT naik dari Rp51,2 triliun pada 2023 menjadi Rp55,88 triliun pada 2024.