BTN (BBTN) Raup Laba Rp 905 Miliar di Kuartal I 2025, Minat KPR Mulai Tumbuh?

Nur Hana Putri Nabila
24 April 2025, 12:37
BTN
Katadata / nur hana nabila
Laporan kinerja kuartal I 2025 PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank pelat merah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) meraup laba bersih sebesar Rp 904 miliar pada tiga bulan pertama 2025. Perolehan itu bertumbuh 5,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 860 miliar. 

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengatakan kenaikan laba itu ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan yang konsisten serta penurunan biaya dana (cost of fund) di tengah tantangan ketidakpastian global. Menurut Nixon, di tengah ketatnya persaingan likuiditas dan tingginya biaya dana, BTN tetap konsisten menjalankan strateginya. 

Nixon mengatakan upaya BTN mengoptimalkan kinerja tercermin dari perseroan membukukan kinerja positif pada kuartal pertama 2025. Selama periode ini, terjadi  kenaikan penyaluran kredit dan pembiayaan, khususnya di sektor perumahan.

“Dengan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan program pemerintah untuk pembangunan rumah nasional,” ujar Nixon dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/4).   

BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp 363,11 triliun hingga akhir kuartal pertama 2025. Angka itu meningkat 5,5% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 344,24 triliun. 

Nixon mengatakan pertumbuhan ini terutama ditopang oleh meningkatnya permintaan kredit di sektor perumahan. Ia pun menyampaikan fokus utama pertumbuhan tersebut berasal dari segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR), baik yang bersubsidi maupun non-subsidi. 

Hingga Maret 2025, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp 179,70 triliun atau tumbuh 7,6% yoy. Sementara itu, KPR Non-Subsidi naik 8,1% yoy menjadi Rp 106,80 triliun.

“BTN yakin upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan perumahan akan berdampak positif bagi berbagai subsektor di ekosistem perumahan nasional serta dampak turunannya ke sektor-sektor lainnya,” kata Nixon.

Selain  itu, di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans), seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), dengan total penyaluran BTN mencapai Rp 16,4 triliun pada kuartal I 2025 atau naik 9,5% secara tahunan. Nixon mengatakan kenaikan ini merupakan hasil dari strategi perseroan dalam memperkuat kemitraan dengan sejumlah institusi utama.

Dari sisi pendanaan, BTN juga mencatatkan peningkatan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp 384,70 triliun, tumbuh 7,5% yoy dari Rp 357,74 triliun pada kuartal I 2024. Kenaikan tersebut didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) yang melonjak 10,1% yoy menjadi Rp 196,67 triliun. 

Porsi CASA terhadap total DPK meningkat menjadi 51,1%, lebih tinggi dari 49,9% pada tahun sebelumnya dan turut menurunkan biaya dana dari 4,2% menjadi 4,0%. Kemudian Net Interest Margin (NIM) BTN menjadi 3,6% pada kuartal I 2025, naik 3,3% pada periode yang sama tahun lalu.

Lebih lanjut, Nixon menekankan bahwa BTN tetap menjaga likuiditas di tengah persaingan industri, tercermin dari penurunan rasio loan-to-deposit (LDR) menjadi 94,4% dari sebelumnya 96,2%. Seiring dengan peningkatan kredit, pembiayaan, dan DPK, total aset BTN juga naik 3,2% yoy menjadi Rp 468,53 triliun per Maret 2025, dibandingkan Rp454,01 triliun pada kuartal I-2024.

“Dengan menjaga pertumbuhan bisnis secara konsisten dan stabil, kami optimistis target aset sebesar Rp 500 triliun pada akhir tahun ini dapat tercapai,” papr Nixon.

Laba BTN Syariah 

Menjelang pemisahan unit usaha atau spin-off menjadi Bank Umum Syariah (BUS), BTN Syariah meraup laba bersih Rp 199 miliar pada kuartal I 2025, naik 21,1% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 164 miliar.

Unit usaha syariah (UUS)  juga membukukan kenaikan pembiayaan sebesar 18,2% yoy menjadi Rp 46,26 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 39,13 triliun. Sementara DPK BTN Syariah naik 19,9% yoy menjadi Rp 51,39 triliun,dari kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp 42,85 triliun. 

Selain itu, pertumbuhan double digit di sisi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp 61,19 triliun pada kuartal I 2025. Pencapaian ini naik 11,6% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 54,84 triliun.

“BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” ucap Nixon.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan