Vale (INCO) Bagi Dividen Rp 569 Miliar Setara 60% Laba, Kursi Dirut Masih Kosong


PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar US$ 34,65 juta atau setara dengan Rp 569 miliar. Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Jumat (16/5).
Dalam RUPS, para pemegang saham sepakat membagikan dividen setara dengan 60% dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2024. Adapun laba bersih perseroan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 57,76 juta atau Rp 948 miliar.
Pelaksana tugas (Plt) Presiden Direktur dan CEO Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan keputusan pembagian dividen berdasarkan pertimbangan efisiensi kapital di market. RUPS juga menyetujui sisa laba bersih akan dicatat sebagai laba tertahan yang akan digunakan untuk mendukung perkembangan Vale.
Lebih jauh Irmanto mengakui Karena itu, Vale menilai ada ruang yang cocok untuk membagikan dividen untuk tahun buku 2024. INCO terakhir membagikan dividen pada Mei 2023 untuk laba tahun buku 2022 senilai Rp 89,6 per saham.
Sejalan dengan itu, Irmanto membeberkan rencana Vale untuk meningkatkan eksplorasi sehingga perusahaan lebih berhati-hati untuk menyiapkan cadangan kas perusahaan. Terlebih lagi perusahaan tengah dihadapkan pada ketidakpastian industri nikel.
Menurut Irmanto pembagian dividen diputuskan setelah perusahaan menilai terdapat efisiensi dalam pelaksanaan proyek dari yang sebelumnya direncanakan. Selain itu ia mengatakan perusahaan optimistis pendapatan pada tahun ini akan menopang kas seiring dengan dimulainya penjualan beberapa hasil eksplorasi.
“Mulai tahun ini kita juga sudah mulai menjual dan ini menjadi pendapatan tambahan untuk Vale dan menjadi salah satu sumber kas untuk pendanaan proyek ke depan,” ujar Imarnto.
Merujuk laporan tahunan Vale per 31 Desember 2024, emiten pelat merah ini memperoleh pendapatan sebesar US$ 950,4 juta dengan laba bersih sebesar US$ 57,8 juta. Pendapatan tersebut ditopang oleh kinerja utama dari produksi bijih nikel sebesar 14,6 juta ton. Sementara produksi nikel dalam matte sebesar 71,3 ribu ton dan pengiriman nikel matte sebesar 72,6 ribu ton.
Selain membagikan dividen, RUPS juga memutuskan untuk mengangkat komisaris baru, Christopher McCleave. Adapun pergantian Direktur Umum Vale usai Febriany Eddy undur diri belum diputuskan pada RUPS hari ini. Irmanto mengatakan pengangkatan Dirut masih menunggu keputusan para pemegang saham.
“Memang ada perubahan komisaris, sedangkan direksi tidak ada perubahan. Ya ini kan sebetulnya urusan pemegang saham ya. Saya tidak bisa berkomentar terhadap itu,” kata Irmanto.
Merujuk keterbukaan, Vale Indonesia kini berada di bawah pengendalian PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID yang menjadi portofolio Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. MIND ID menggenggam 34% saham Vale diikuti Vale Canada Limited sebanyak 33,38% dan Sumitomo Metal Mineral Co.Ltd sebesar 11,48%. Semenyara masyarakat menggenggam 20,39% saham.
Susunan Direksi dan Komisaris Vale Indonesia
Susunan Dewan Direksi
- Presiden Direktur dan Chief Executive Officer: -
- Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer: Abu Ashar
- Direktur dan Chief Human Capital Officer: Adriansyah Chaniago
- Direktur dan Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer: Bernadrus Irmanto
- Direktur dan Chief Financial Officer: Rizky Andhika Putra
- Direktur dan Chief Project Officer: Muhammad Asril
- Direktur dan Chief Strategy & Technical Officer: Luke Mahony
Susunan Dewan Komisaris
- Dewan Komisaris: Muhammad Rachmat Kaimuddin
- Wakil Presiden Komisaris: Emily Marie Olson
- Komisaris: Kristina Janet Gauthier
- Komisaris: Christopher McCleave
- Komisaris: Dr. M Jasman Panjaitan
- Komisaris: Edi Permadi
- Komisaris: Yusuke Niwa
- Komisaris Independen: Rudiantara
- Komisaris Independen: Retno LP Marsudi
- Komisaris Independen:Marita Alisjahbana
- Kursi Dirut Masih Kosong Usai Febriany Mundur
Strategi Vale Setelah Febriany Mundur
Sebelumnya, Febriany Eddy mundur dari kursi Direktur Utama Vale Indonesia Tbk (INCO) lantaran telah diangkat sebagai Direktur PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) (BKI). BKI adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan layanan klasifikasi dan jaminan independen.
Komisaris Vale, Edi Permadi mengatakan kosongnya kursi dirut diyakini tak mengganggu operasional perusahaan. Edi mengatakan perusahaan tetap beraktivitas seperti biasa dan tak terdampak dengan mundurnya Febriany.
Sementara itu, Vale telah menunjuk Bernardus Irmanto sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut. Namun, keputusan final terkait penunjukan dirut tetap berada di tangan para pemegang saham. “Tapi yang jelas growth strategy Vale Indonesia tetap berjalan dan tidak ada gangguan terkait dengan perubahan Febriany Eddy Jadi salah satu pejabat di Danantara,” kata Edi ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/5).
Pada Maret 2025, BKI ditunjuk sebagai induk dari holding operasional di internal Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, terdapat larangan rangkap jabatan bagi anggota Direksi di badan usaha milik negara (BUMN).
Selain itu, ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan juga mengatur larangan bagi anggota direksi untuk melanjutkan jabatan mereka jika bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain menjadi Direktur BKI, pada Senin (24/3) Danantara juga mengumumkan penunjukan Febriany menjadi Managing Director Danantara di bawah Divisi Operasional, Dony Oskaria.