Prospek Emiten Transportasi dan F&B di Momen Libur Juni, Saham Apa Dapat Berkah?

Karunia Putri
12 Juni 2025, 07:31
Saham
ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/Spt.
Karyawan membawa keranjang belanja di salah satu mini market kawasan Alam Sutera, Kota Tangerang, Banten, Senin (26/5/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Momen perayaan Idul Adha dan Tahun Baru Hijriyah yang bertepatan dengan libur panjang pada bulan Juni 2025 memberi angin segar bagi sejumlah sektor usaha, terutama transportasi dan makanan-minuman (F&B). Momentum ini dinilai bakal mendongkrak aktivitas konsumsi domestik, meskipun tantangan ekonomi makro masih membayangi.

Sejumlah analis memproyeksikan adanya potensi pergerakan saham sektoral yang patut dicermati investor. Kinerja emiten di sektor transportasi serta F&B diperkirakan mendapat dorongan dari meningkatnya mobilitas dan belanja masyarakat dalam dua kali libur panjang di bulan Juni.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, mengatakan perayaan hari besar keagamaan seperti Idul Adha cenderung memberikan dampak jangka pendek terhadap konsumsi dan mobilitas masyarakat.  Ditambah lagi dengan momen libur sekolah yang sudah dimulai di sebagian sekolah pada akhir Juni. 

“Karena Idul Adha kali ini bertepatan dengan libur panjang atau akhir pekan, maka aktivitas konsumsi diperkirakan meningkat,” kata Liza dalam risetnya yang dikutip Kamis (12/6).

Menurut dia, aktivitas tersebut berdampak langsung pada beberapa sektor pasar, terutama sektor transportasi serta makanan dan minuman (F&B). Liza mencatat, berdasarkan data Idul Adha tahun 2024, terjadi lonjakan penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta sebesar 63,6%, seluruhnya untuk perjalanan domestik.

Adapun sektor F&B juga berpotensi mengalami peningkatan konsumsi selama musim libur. “Biasanya masyarakat mengadakan jamuan makan bersama, dan konsumsi daging meningkat tajam,” ujar Liza. 

Pada Juni 2024, sektor makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami pertumbuhan penjualan tahunan (year on year) sebesar 3,5%. Namun demikian, Liza mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional saat ini sedang mengalami perlambatan. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia menurun dari 5,02% menjadi 4,87%, terendah sejak 2023.

“Hal ini mengindikasikan adanya pelemahan daya beli masyarakat. Kelas menengah di Indonesia yang merupakan kontributor utama terhadap PDB mengalami penurunan sebesar 20%,” kata dia.

Ia menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh minimnya lapangan kerja formal, rendahnya investasi di industri berupah tinggi, serta ketergantungan ekonomi pada sektor komoditas dengan upah rendah. Konsekuensinya, konsumsi masyarakat pun melambat dan memengaruhi berbagai sektor usaha.

Liza menilai momen Idul Adha dan liburan di bulan Juni tidak akan memberi pengaruh signifikan terhadap kinerja IHSG secara keseluruhan. “Dampaknya lebih bersifat sektoral dan sementara,” katanya.

Hal ini berbeda dengan momen Idul Fitri yang mampu mendorong aktivitas konsumsi hingga 30 sampai 50%. Dengan tantangan ekonomi yang sedang dihadapi, Liza memperkirakan IHSG tidak akan mengalami kenaikan signifikan selama periode Idul Adha kali ini.

“Meski begitu, sektor-sektor seperti transportasi, pertanian dan makanan-minuman masih memiliki peluang untuk mencatatkan kinerja positif,” ujar Liza. 

Mencermati momentum di Juni ini, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham untuk dicermati oleh investor. Di antaranya adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), hingga PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI).



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan