Prospek Saham MAPA di Tengah Tren Hidup Sehat, Intip Target Harga dari Analis
Emiten penunjang gaya hidup PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) dinilai bakal menangguk untung dari membesarnya tren gaya hidup sehat di kalangan masyarakat. Retail Research Analyst CGS International Sekuritas Indonesia Andrian Alamsyah Saputra mengatakan, pendapatan MAPA diproyeksikan meningkat pada kuartal II dan III tahun ini.
Menurut Andrian peningkatan laba ditopang oleh maraknya gaya hidup aktif di luar ruangan. Selain itu juga dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap perlengkapan olahraga.
“Sampai Maret 2025, perusahaan sudah memiliki 2.099 gerai ritel di Asia Tenggara dan di Indonesia sudah sangat menjamur,” kata Andrian dalam keterangannya Rabu (2/7).
Adrian mengatakan masyarakat memilih untuk mengalokasikan uang untuk kebutuhan perlengkapan olahraga seperti kaos kaki, sepatu ataupun headband dibandingkan dengan belanja untuk perjalanan wisata. “Ini jadi alternatif belanja yang masih masuk akal bagi kelas menengah,” ujar Andrian.
Lebih jauh ia mengatakan MAPA juga diuntungkan oleh pertumbuhan populasi kelas menengah ke atas di Indonesia. Produk-produk yang dijual perseroan sebagian besar merupakan barang impor yang menyasar segmen menengah ke atas.
Permintaan untuk produk perlengkapan olahraga dan gaya hidup aktif menjadi meningkat. Berdasarkan hasil riset tim CGS Sekuritas, dalam satu dekade terakhir, pendapatan MAPA tumbuh signifikan.
MAPA mencatatkan pertumbuhan pendapatan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 18% pada periode 2014–2024. “Bahkan ketika Produk Domestik Bruto (PDB) nominal Indonesia sempat melambat pada 2015–2017, MAPA masih mampu mencetak pertumbuhan pendapatan CAGR sebesar 11%,” ujarnya.
Tim riset CGS Sekuritas memperkirakan pendapatan MAPA akan tumbuh dengan CAGR sebesar 14% pada 2024–2027, tertinggi di sektor ritelnya. Meski ada risiko perlambatan konsumsi di segmen menengah, tren hidup sehat tetap menjadi katalis kuat.
Kinerja Keuangan MAPA Kuartal I 2025
Dari sisi kinerja keuangan, MAPA mencatat hasil gemilang pada kuartal pertama 2025. Pendapatan naik 16,8% secara tahunan (year on year) menjadi Rp 4,31 triliun, dari Rp 3,69 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih MAPA juga tumbuh 20% menjadi Rp 339 miliar dari Rp 281 miliar pada periode sebelumnya.
Dengan tren yang positif, kinerja perusahaan diprediksi akan tetap solid pada kuartal II dan III. Hal ini menjadikan MAPA sebagai saham yang menarik untuk dikoleksi. Andrian merekomendasikan investor untuk menambah saham MAPA dengan target harga Rp 920 per saham.
Prospek Saham MAPA
Ia melanjutkan, secara teknikal, saham MAPA juga menunjukkan sinyal penguatan. Pola bullish marubozu dan indikator stochastik yang membentuk golden cross memberi sinyal positif. “MAPA berpotensi menguat ke level resistance Rp 720 dan Rp 740, dengan support di Rp 680 dan Rp 660,” jelas Andrian.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian.
Sedangkan resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan harga tertahan.
Pada perdagangan kemarin, saham MAPA melejit 6,8% ke level Rp 700. Investor asing juga mencatatkan net buy sebesar Rp 2,7 miliar di pasar reguler.
Sementara itu, Tim analis Phintraco Sekuritas menyarankan investor untuk melakukan pembelian jangka pendek atau trading buy di harga Rp 675-685. Adapun target harga MAPA di level 725-760.
Adapun saham MAPA meningkat 2,86% ke level 720 pada perjalanan perdagangan sesi kedua hari ini, Rabu (2/7). Selama sepekan saham MAPA melonjak 13,39% namun terkoreksi 4% dalam kurun waktu satu bulan ke belakang.
