Sanurhasta (MINA) Gelar Right Issue, Saham Happy Hapsoro Loncat Jadi 19,6%
Emiten milik suami Puan Maharani, Happy Hapsoro PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) berencana menambah modal melalui aksi korporasi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Setelah aksi korporasi ini, kepemilikan langsung Hapsoro di MINA berpotensi meningkat dari 4,44% menjadi 19,68%.
Berdasarkan prospektus yang disiarkan MINA dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, emiten properti ini akan mengincar dana segar sebesar Rp 164 miliar. Lewat right issue perusahaan menawarkan 3,28 miliar saham baru. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis.
Manajemen MINA menyatakan, setiap saham dibanderol dengan dengan harga Rp 20. Sementara harga pelaksana yang ditetapkan perseroan sebesar Rp 50 per saham.
“Pemegang HMETD dapat memperdagangkan HMETD yang dimilikinya selama periode perdagangan yaitu tanggal 14 Juli 2025 sampai dengan 25 Juli 2025,” kata manajemen MINA dalam prospektus yang dikutip pada Kamis (3/7).
Dari aksi korporasi ini, rasio penerbitan yang ditetapkan perseroan 2:1. Dengan begitu setiap pemegang 2 saham perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 24 Juni 2025, berhak atas 1 (satu) HMETD.
Namun, jika para pemegang efek tidak melaksanakan haknya, maka akan menimbulkan dilusi maksimal 33,33%. Pemegang saham utama, PT Basis Utama Prima (BUP) menguasai 45,71% atau sebanyak 3 miliar saham MINA.
Dalam prospektus disebutkan bahwa BUP akan mengalihkan seluruh hak right issue nya kepada Hapsoro. Sementara itu, Hapsoro selaku pemegang saham pengendali yang secara langsung memiliki 29,1 juta saham atau 4,44% kepemilikan, berhak memperoleh 14,5 juta saham saham.
Hapsoro menyatakan siap melaksanakan seluruh hak HMETD yang dimilikinya, melakukan penyetoran secara tunai. Ia juga memastikan memiliki dana yang cukup untuk menjalankan hak tersebut.
Sementara itu, Hapsoro menyatakan ia memiliki dana yang cukup untuk melaksanakan HMETD miliknya.
“Hapsoro berkomitmen untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya, mengambil bagian dan melakukan penyetoran secara tunai,” kata manajemen.
Selanjutnya, perseroan tidak menunjuk pembeli siaga dalam pelaksanaan PMHMETD ini. Dengan demikian, apabila terdapat pemegang saham publik yang tidak menebus haknya, saham yang tidak diterbitkan akan tetap menjadi bagian dari saham portepel perseroan.
Penggunaan Dana HMETD
MINA berencana menggunakan dana hasil right issue untuk ekspansi bisnis, baik di tingkat induk maupun anak usaha. Setelah dikurangi biaya emisi efek, dana tersebut akan dialokasikan untuk tiga keperluan.
Pertama, sekitar 35% dari dana tersebut akan digunakan sebagai modal kerja perseroan. Dana ini akan dialokasikan untuk membiayai operasional perusahaan, termasuk pembayaran gaji, beban umum dan administrasi, pengembangan sistem teknologi informasi (IT) serta biaya sewa kantor.
Selanjutnya, sekitar 35% lainnya akan disalurkan sebagai modal kerja kepada anak usaha, PT Minna Padi Resorts. Dana tersebut akan digunakan untuk menunjang biaya operasional dan pengembangan usaha perusahaan tersebut. Penyaluran dana dilakukan dalam bentuk pinjaman dengan jangka waktu lima tahun dan bunga 6% per tahun.
Sementara itu, sisa 30% dana rights issue akan disalurkan ke PT Sanur Hasta Griya, juga dalam bentuk pinjaman dengan jangka waktu lima tahun dan bunga 6 persen per tahun. Dana ini akan digunakan untuk keperluan operasional dan pengembangan usaha anak perusahaan tersebut.
Saham MINA terkoreksi 3,25% atau 4 poin ke level 199 pada perdagangan hari ini, Kamis (3/7). Meski begitu, saham MINA meroket 47,50% dalam kurun waktu satu pekan. Bila menilik dalam waktu satu bulan, saham MINA meningkat 40%.
Sejak awal tahun sahamnya melejit 100% dengan harga tertinggi di Rp 254 dan harga terendah di Rp 53.
