Daftar 8 Emiten IPO Awal Juli: PSAT, COIN hingga CDIA, Saham Mana yang Menarik?
Awal Juli 2025 menjadi momentum yang cukup ramai di pasar modal Indonesia. Sebanyak 8 perusahaan dari berbagai sektor bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia lewat penawaran umum perdana saham (IPO).
Mulai dari industri kemasan plastik, logistik, hingga bursa kripto, para emiten ini menawarkan potensi dan prospek pertumbuhan yang beragam bagi investor. Fenomena ini mencerminkan kepercayaan pelaku usaha terhadap pemulihan ekonomi serta optimisme akan minat investor terhadap aksi korporasi di lantai bursa.
Dari delapan emiten tersebut, sejumlah nama menarik perhatian karena model bisnisnya yang unik maupun besarnya potensi dana yang dihimpun. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), misalnya, berpeluang meraup dana hingga Rp 2,3 triliun dari sektor infrastruktur energi dan logistik. Sementara PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menjadi perusahaan pertama yang membawa ekosistem bursa kripto ke lantai BEI.
Di sisi lain, PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) dan PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) menawarkan eksposur terhadap sektor logistik dan pelayaran, yang tengah diuntungkan oleh pertumbuhan perdagangan domestik dan kebutuhan distribusi nasional. Tak kalah menarik, beberapa emiten hadir dari sektor consumer support dan pendidikan yaitu PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) dengan lini kemasan plastiknya, serta PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) yang fokus pada layanan pelatihan dan pengembangan diri.
Kehadiran emiten-emiten ini menunjukkan diversifikasi sektor dalam pipeline IPO, memberikan pilihan yang lebih luas bagi investor ritel maupun institusi dalam menyusun portofolio. Namun, di tengah euforia IPO, investor tetap perlu mencermati secara cermat setiap prospektus, valuasi harga saham, dan rencana penggunaan dana.
Apa saja 8 emiten yang akan IPO di awal Juli dan emiten mana yang menarik untuk dikoleksi?
Daftar 8 Emiten IPO Awal Juli
1. IPO PT Asia Pramulia Tbk (ASPR)
Jadwal IPO: 8 Juli 2025
Harga IPO: Rp 124 per saham (harga atas)
PT Asia Pramulia Tbk (ASPR), produsen kemasan plastik kaku seperti botol, toples, dan kemasan industri, berencana menggelar penawaran umum perdana saham (IPO) dengan melepas 812 juta saham atau setara 29,9% dari modal disetor. Harga IPO ditawarkan di kisaran Rp124 per saham, dengan potensi dana segar hingga Rp 100,7 miliar.
Dana hasil IPO akan digunakan 50% untuk belanja modal berupa pembelian mesin guna memperluas kapasitas produksi. Sisa dana akan digunakan untuk modal kerja termasuk pembelian bahan baku PET dan PP serta penambahan tenaga kerja. Emiten menunjuk NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi, meski prospektus lengkap belum tersedia di e-IPO.
Didirikan sejak 1991, Asia Pramulia memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di industri kemasan plastik melalui teknologi Injection Molding dan Stretch Blow Molding. Produk ASPR digunakan oleh berbagai industri, termasuk makanan dan minuman, kosmetik, farmasi, hingga kimia, dengan pelanggan seperti Konimex, Club, Nippon Paint, SMAR, dan Indofood.
Perusahaan mengoperasikan dua pabrik di Surabaya dan Pasuruan, yang dilengkapi total 26 mesin injection dan 27 mesin blow. ASPR memasarkan produknya lewat skema business-to-business dan jaringan distributor di kota-kota besar. Manajemen optimistis terhadap prospek pertumbuhan, didorong oleh peningkatan permintaan dari sektor makanan dan minuman serta komitmen perusahaan terhadap pengembangan teknologi dan keberlanjutan.
2. IPO PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT)
Jadwal IPO PSAT: 8 Juli 2025
Harga IPO: Rp 900 per saham (harga atas)
PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2025 dengan melepas hingga 222,35 juta saham atau 15% dari modal disetor pasca-IPO. Harga penawaran IPO adalah Rp 900 per saham, berpotensi menghimpun dana hingga Rp 200 miliar.
Sekitar 87,4% dana akan digunakan untuk menyetor modal ke anak usaha, PT Pancaran Karya Shipping (PKS), guna membeli dua kapal bulk carrier dari entitas afiliasi. Sisanya dialokasikan untuk modal kerja, termasuk pengadaan bahan bakar kapal.
PSAT berdiri pada 2007, bergerak di jasa angkutan laut untuk barang umum dan khusus seperti batu bara, nikel, dan pupuk, dengan klien utama termasuk Kideco Jaya Agung dan Vale Indonesia (INCO). Saat ini, PSAT mengoperasikan 36 tugboat, 29 tongkang, dan dua kapal bulk carrier milik anak usaha.
Perusahaan menargetkan pertumbuhan dari peningkatan permintaan angkutan batu bara domestik, seiring proyeksi kenaikan target DMO batu bara 2025 menjadi 229,3 juta ton. Dari sisi kinerja, PSAT mencatatkan penurunan laba bersih 7,16% menjadi Rp 243,37 miliar pada 2024, sejalan dengan turunnya pendapatan 4,31% menjadi Rp980,16 miliar. Koreksi ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan segmen freight charter to freight charter sebesar 29,18%.
Setelah IPO, struktur kepemilikan PSAT akan berubah: PT Profitama Hasil Indah memegang 60,35%, PT Surya Mitra Pancaran 24,65%, dan publik 15%. Perseroan juga membuka peluang pembagian dividen hingga 100% dari laba bersih mulai tahun buku 2026, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan dan keputusan RUPS.
3. IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)
Jadwal IPO CDIA: 9 Juli 2025
Harga IPO: Rp 190 per saham (harga atas)
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) merupakan anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) bersama Phoenix Power dari EGCO Group. CDIA resmi mengantongi izin OJK untuk menggelar IPO dan akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025.
CDIA akan melepas 12,48 miliar saham atau 10% dari modal disetor dengan harga Rp 190 per saham, berpotensi meraih dana Rp 2,37 triliun. Perusahaan bergerak sebagai holding infrastruktur di sektor energi, air, logistik, pelabuhan, dan penyimpanan.
Dana IPO akan dialokasikan 37% atau sekitar Rp 871 miliar untuk menyuntik modal anak usaha logistik yaitu PT Chandra Shipping International dan PT Marina Indah Maritim guna pembelian kapal dan operasional. Sisanya, sekitar Rp 1,4 triliun, akan digunakan untuk penyertaan modal ke anak usaha pelabuhan dan penyimpanan, yaitu PT Chandra Samudera Port dan PT Chandra Cilegon Port, untuk pembangunan tangki penyimpanan, pipa ethylene, dan fasilitas penunjang.
Setelah IPO, struktur kepemilikan berubah menjadi TPIA 60%, Phoenix Power 30%, dan publik 10%. TPIA menyatakan tidak akan melepas kendali atas CDIA setidaknya dalam 12 bulan pasca-IPO. Proses IPO melibatkan enam penjamin pelaksana emisi efek, dengan porsi penjaminan terbesar dipegang Henan Putihrai Sekuritas (74,24%).
4. IPO PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN)
Jadwal IPO COIN: 9 Juli 2025
Harga IPO: Rp 100 per saham (harga bawah)
PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) resmi mengantongi izin OJK untuk melantai di Bursa Efek Indonesia lewat IPO. Perusahaan akan melepas 2,2 miliar saham atau setara 15% dari modal disetor dengan harga Rp100 per saham, sehingga berpotensi meraih dana sebesar Rp 220,6 miliar. Saham COIN dijadwalkan mulai ditawarkan pada awal Juli 2025.
COIN merupakan perusahaan holding yang membawahi dua entitas utama yaitu PT Central Finansial X (CFX) yang bergerak di bidang bursa berjangka dan aset kripto (exchange), serta PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) yang menyediakan layanan kustodian aset kripto. Ini akan menjadi IPO pertama dari pelaku bursa kripto di Indonesia.
Sekitar 85% dana IPO akan dialokasikan untuk mendukung modal kerja CFX, terutama pengembangan operasional bursa aset digital dan infrastruktur teknologinya. Sisanya akan digunakan untuk kebutuhan operasional ICC sebagai penyedia layanan kustodian kripto.
Saat ini CFX tercatat memiliki 31 anggota bursa kripto, dengan 19 di antaranya telah mengantongi izin pedagang aset dari Bappebti. Selain itu, terdapat 7 anggota bursa berjangka yang telah memiliki izin pialang resmi.
Dari sisi valuasi, COIN mencatat rasio PER 34,32 kali dan PBV 1,14 kali berdasarkan harga IPO. Penetapan harga di kisaran bawah ini menunjukkan upaya perusahaan untuk menarik minat investor dalam aksi korporasi perdananya.
Manajemen COIN menilai prospek industri kripto di Indonesia sangat menjanjikan, ditopang oleh kelas menengah muda, tren digitalisasi, serta iklim regulasi yang relatif ramah. Ke depan, COIN dan anak usahanya akan tetap fokus pada pengembangan ekosistem kripto yang aman, teregulasi, dan inovatif, sekaligus mendorong pertumbuhan pasar keuangan digital di dalam negeri.
5. IPO PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI)
Jadwal IPO PMUI: 10 Juli 2025
Harga IPO: Rp 180 per saham (rentang atas)
PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI), distributor utama produk telekomunikasi merek XL, akan menggelar IPO dengan melepas 1,16 miliar saham atau setara 20% dari modal disetor. Saham ditawarkan dengan harga Rp 180 per lembar, sehingga perusahaan berpotensi meraih dana segar hingga Rp 208,8 miliar.
PMUI menguasai sekitar 35% jaringan distribusi XL secara nasional, dan merupakan induk dari PT Graha Prima Mentari (GRPM), dengan kepemilikan 70,67%.
Rencana penggunaan dana hasil IPO terdiri atas 43% untuk modal kerja operasional, dan 29% untuk pinjaman ke GRPM, yang akan digunakan untuk ekspansi dan pelunasan utang. Sisanya dialokasikan untuk pembelian tanah dan bangunan.
IPO ini sepenuhnya merupakan penerbitan saham baru. Pasca-IPO, susunan kepemilikan akan didominasi oleh Rudy Susanto Wijaya Kaswan (56%) dan Agus Susanto (24%) sebagai penerima manfaat akhir. PMUI awalnya berdiri sebagai toko ponsel kecil di Cirebon pada 1998.
Perusahaan berkembang menjadi distributor berbagai operator sebelum akhirnya fokus menjadi distributor XL sejak 2007, dan resmi berbadan hukum Perseroan Terbatas pada 2011. Kini, selain produk XL, PMUI juga menjual berbagai aksesori ponsel dan memiliki lini bisnis distribusi FMCG melalui entitas anak. IPO ini ditangani oleh Korea Investment & Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
6. IPO PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI)
Jadwal IPO MERI: 10 Juli 2025
Harga IPO: 128 per saham (Penawaran awal: Rp 110-Rp 150)
PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI), perusahaan holding yang membawahi anak usaha di bidang kursus dan pelatihan pendidikan yang didirikan oleh motivator dan pengusaha Merry Riana, akan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025 melalui penawaran saham perdana (IPO). Perusahaan akan menawarkan sebanyak 266,66 juta saham atau setara 25% dari modal disetor dengan harga Rp 128 per saham.
Dari aksi korporasi ini, perseroan menargetkan dana segar hingga Rp 30,1 miliar setelah dikurangi biaya emisi efek. Dana hasil IPO akan digunakan seluruhnya untuk memperkuat bisnis pendidikan, yaitu melalui penyertaan modal kepada dua entitas anak.
Sekitar 65% dari dana IPO akan dialokasikan kepada PT Merry Riana Edukasi Delapan untuk mendanai operasional Learning Centre, biaya pemasaran, pengembangan sumber daya manusia, serta perlengkapan pengajaran. Sementara sisanya, sekitar 35%, akan diberikan kepada PT Merry Riana Akademi Tujuh guna mendukung pelaksanaan berbagai program pengembangan diri seperti Life Camp, Leadership Camp, dan Billionaire Camp, serta kebutuhan venue dan aktivitas pemasaran.
Sebelum IPO, struktur pemegang saham MERI terdiri dari PT Merry Riana Indonesia sebesar 74,99% dan PT Tancorp Investama Mulia sebesar 25%. Setelah IPO, kepemilikan publik akan menjadi 25%, sementara kepemilikan PT Merry Riana Indonesia terdilusi menjadi 56,25% dan Tancorp menjadi 19,32%.
Tancorp sendiri merupakan investor strategis yang juga tercatat sebagai pemegang saham pada emiten lain seperti ZONE dan BLES. Dari sisi kinerja keuangan, MERI mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30,23% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 35,82 miliar pada tahun buku 2024, dari sebelumnya Rp 27,5 miliar di 2023. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan kontribusi lini usaha Learning Centre dan Event, meski unit Digital sedikit menurun. Laba bersih perusahaan juga naik 6,77% menjadi Rp 9,29 miliar dari Rp 8,7 miliar di tahun 2023.
7. IPO PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG)
Jadwal IPO BLOG: 10 Juli 2025
Harga IPO: Rp 250 per saham (penawaran awal: Rp 240-Rp 270)
PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) perusahaan logistik terintegrasi yang menyediakan jasa transportasi darat dan pergudangan untuk segmen B2B, akan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2025. BLOG akan melepas sebanyak 563 juta saham atau 16,67% dari modal disetor dengan harga penawaran di Rp 250 per saham, yang berpotensi menghimpun dana hingga Rp 152 miliar.
Sekitar 67% dana IPO akan digunakan untuk membangun tiga gudang pendingin baru di Tangerang, Pontianak, dan Makassar melalui anak usahanya PT Simpan Sini Aja (SSA). Sementara sisanya untuk membeli 75–100 unit truk ringan (light truck), termasuk tipe cold box dan dry box.
Didirikan pada 2009, BLOG mengalami transformasi signifikan sejak 2017 dan saat ini telah beroperasi di lebih dari 100 kota di Indonesia di bawah merek B-LOG. Perusahaan ini berada di bawah kendali PT Sigmantara Alfindo, yang juga mengendalikan jaringan ritel Alfamart (AMRT) dan Alfamidi (MIDI), dimiliki oleh konglomerat Djoko Susanto. Meskipun sebagian sahamnya dilepas ke publik, struktur kepemilikan pasca-IPO menunjukkan Sigmantara Alfindo masih menguasai 50,83%, sementara publik hanya memegang 16,67%.
Dari sisi kinerja, pada 2024 BLOG mencatat pendapatan Rp 1,08 triliun dan laba bersih Rp 111,8 miliar, dengan margin laba bersih sekitar 10%. Posisi keuangan juga solid dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER) sebesar 0,55 kali.
BLOG juga menjanjikan kebijakan dividen maksimal 50% dari laba bersih mulai tahun buku 2025, tergantung keputusan RUPS. Dengan model bisnis end-to-end logistics, prospek pertumbuhan sektor FMCG, dan ekspansi cold chain, IPO BLOG menawarkan potensi menarik bagi investor jangka panjang.
8. IPO PT PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK)
Jadwal IPO CHEK: 10 Juli 2025
Harga IPO: Rp 128 per saham (penawaran awal Rp 120 - Rp 140)
PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) adalah distributor alat laboratorium dan kesehatan yang menjadi pemasok utama Prodia (PRDA). CHEK akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 10 Juli 2025.
Perusahaan akan melepas hingga 815 juta saham atau 20,04% dari modal disetor dengan harga penawaran Rp 128 per saham, yang berpotensi menghimpun dana maksimal Rp 114,1 miliar. Seluruh dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, terutama guna mendukung proyek pengadaan alat kesehatan yang dijalankan Kementerian Kesehatan, seperti SIHREN, SOPHI, dan InPLUS, dengan nilai proyek mencapai Rp 100 miliar.
CHEK memiliki hubungan afiliasi dengan emiten PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS), karena keduanya dikendalikan oleh PT Optel Investama Mulia, yang sebelum IPO menggenggam 76,54% saham CHEK. Setelah IPO, porsi kepemilikan Optel menurun menjadi 61,20%, sedangkan publik memegang 20,04%.
Secara finansial, CHEK menunjukkan kinerja solid sepanjang 2024, dengan pendapatan Rp 154,79 miliar atau tumbuh 19,9% dibanding tahun sebelumnya. Laba bersih tercatat sebesar Rp 15,17 miliar, naik 11,56% secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong peningkatan penjualan alat dan reagen kesehatan di segmen Diagnostik dan Life Science.
Untuk menarik investor jangka panjang, perusahaan juga menyatakan rencana pembagian dividen maksimal 20% dari laba tahun buku 2026, meski tetap bergantung pada persetujuan RUPS dan kondisi keuangan perusahaan.




