Kongsi Chandra Asri (TPIA) Disebut Bidik SPBU Exxon, Nilai Transaksi Rp 16,21 T

Nur Hana Putri Nabila
11 Juli 2025, 08:33
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), penyedia solusi energi, kimia, dan infrastruktur terkemuka di Asia Tenggara, berhasil mempertahankan peringkat \"B\" dalam Carbon Disclosure Project (CDP) untuk Perubahan Iklim.
Dok. Chandra Asri
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), penyedia solusi energi, kimia, dan infrastruktur terkemuka di Asia Tenggara, berhasil mempertahankan peringkat \"B\" dalam Carbon Disclosure Project (CDP) untuk Perubahan Iklim.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Perusahaan patungan (JV) antara Chandra Asri dan Glencore, Aster Chemicals and Energy (Aster), tengah bernegosiasi untuk mengakuisisi stasiun pengisian bahan bakar milik Exxon Mobil Corp. di Singapura. Berdasarkan pemberitaan Bloomberg, Exxon diketahui tengah menggandeng penasihat keuangan untuk melepas 59 stasiun pengisian bahan bakarnya, dengan potensi nilai transaksi sekitar US$ 1 miliar atau Rp 16,21 triliun. 

Rencana penjualan ini agar perusahaan dapat mengalihkan investasinya ke sektor dengan potensi pertumbuhan yang lebih besar. Menurut sumber yang mengetahui hal tersebut, Aster Chemicals and Energy disebut menjadi kandidat terkuat dalam pembelian jaringan SPBU milik Exxon Mobil, setelah mengalahkan sejumlah pesaing global. 

Saat ini, Aster dikabarkan tengah menegosiasikan detail akhir kesepakatan, termasuk harga dan struktur transaksi. Meski begitu, pembahasan masih berlangsung dan Exxon disebut masih berpeluang mempertahankan asetnya.

Menanggapi kabar tersebut, juru bicara Exxon menegaskan bahwa perusahaan enggan memberikan komentar atas rumor dan spekulasi pasar. Sementara itu, pihak Aster belum memberikan tanggapan.

Adapun Exxon telah beroperasi di Singapura lebih dari 130 tahun dan menjalankan bisnis distribusi bahan bakar dengan merek Esso. Operasinya di negara tersebut mencakup kilang minyak, pabrik kimia dan pelumas, terminal bahan bakar, hingga fasilitas pengemasan LPG. ExxonMobil Asia Pacific Pte memiliki investasi aset tetap lebih dari S$ 25 miliar (setara US$ 19,5 miliar) di Singapura.

Aster terus aktif dalam ekspansi bisnis di sektor energi dan kimia. Pada April 2025 lalu, perusahaan ini mengakuisisi aset pengolahan minyak dan kimia milik Shell Plc di Singapura, disusul aksi korporasi pada Mei dengan pembelian Chevron Phillips Singapore Chemicals Pte, yang mengelola fasilitas produksi polietilen di Pulau Jurong.

TPIA Belum Realisasikan Dana Right Issue

Seiring dengan kabar akuisisi SPBU Exxon itu, Chandra Asri melaporkan belum merealisasikan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue hingga akhir Juni 2025.  

Berdasarkan laporan penggunaan dana yang dirilis perseroan, seluruh dana bersih dari hasil penawaran umum masih belum digunakan atau setara 0% dari total yang diperoleh.

Dari total dana sebesar Rp 15,5 triliun, TPIA mencatatkan biaya penawaran umum senilai Rp 6,89 miliar atau sekitar 0,045%, yang digunakan untuk jasa konsultan keuangan, akuntan publik, konsultan hukum, notaris, serta biaya lain-lain seperti pencatatan saham dan perizinan ke OJK.

Sesuai rencana, dana bersih dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi oleh anak usaha perseroan, CAP-2. Proyek tersebut mencakup pembangunan pabrik naphtha cracker, pabrik polymer, serta fasilitas pendukung seperti pembangkit listrik, instalasi air, jetty, dan tangki penyimpanan. 

“Dana hasil PUT III HMETD akan disalurkan kepada CAP-2 melalui penyertaan modal,” tulis Suryandi, Direktur TPIA dalam laporan penggunaan dana, dikutip Jumat (11/7).

Emiten orang terkaya nomor satu di RI Prajogo Pangestu itu menempatkan sisa dana hasil penawaran umum (IPO) pada instrumen keuangan jangka pendek dan menengah. Berdasarkan laporan penempatan sisa dana, TPIA menempatkan dana tersebut dalam dua instrumen utama. 

Pertama, dalam bentuk deposito berjangka di beberapa bank, yakni Bank BNI, Bank Permata, Bank Danamon, Bank BJB, OCBC Singapore, dan DBS Singapore. Tingkat imbal hasil dari deposito berkisar antara 4,00% hingga 4,30% per tahun untuk mata uang dolar AS dan 6,00% hingga 6,60% per tahun untuk rupiah, dengan jangka waktu antara 1 hingga 3 bulan.

Kedua, dana juga ditempatkan dalam bentuk surat berharga dengan tenor 1 hingga 6 tahun. Adapun imbal hasilnya yaitu 1,5% hingga 4,75% per tahun untuk USD, dan 5,5% hingga 8,38% per tahun untuk IDR.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...