Bisnis Gaming Sulap Kinerja Bukalapak (BUKA) dari Rugi Jadi Laba Rp 464 Miliar

Nur Hana Putri Nabila
30 Juli 2025, 15:17
bukalapak, buka, gaming
Bukalapak
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan kinerja moncer pada semester pertama 2025. Perusahaan membalikan rugi Rp 751,9 miliar pada semester I 2024 menjadi laba mencapai Rp 464,45 miliar. Namun, apa sebenarnya faktor utama membaiknya kinerja BUKA?

Berdasakan laporan keuangan yang dipublikasikan Rabu (30/7), pendapatan Bukalapak naik 28% secara tahunan dari Rp 2,41 triliun menjadi  Rp 3,08 triliun. Adapun khusus pada kuartal kedua atau April-Juni 2024, pendapatan yang diperoleh naik dari Rp 1,5 triliun pada kuartal I menjadi Rp 1,6 triliun. 

Kinerja pendapatan BUKA pada paruh pertama tahun ini terutama ditopang oleh segmen gaming yang menyumbang hampir 80% pendapatan atau Rp 2,46 triliun. Kemudian pendapatan dari online to offiline menyumbang Rp 439,90 miliar, ritel Rp 160,74 miliar, dan investasi menyumbang sebesar Rp 25,27 miliar sepanjang semester pertama 2025.

Sementara itu, segmen retail dan mitra Bukalapak tetap menjadi bagian penting dari ekosistem digital perusahaan. Retail mampu mempertahankan margin kontribusi di level 27,6% sepanjang uartal kedua.

“Segmen gaming kini menjadi salah satu kekuatan utama dalam ekosistem kami. Bersama Mitra Bukalapak, Retail, dan Investment, kami melihat seluruh segmen bisnis memiliki peran strategis yang saling mendukung dan menguatkan,” kata Direktur Bukalapak, Victor Putra Lesmana, dalam rilisnya, Rabu (30/7). 

AdapunEBITDA yang disesuaikan tercatat Rp 14 miliar pada kuartal kedua 2025, membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat negatif Rp 20 miliar, angka ini membaik sebesar 30% QoQ. Apabila dikombinasikan dengan pendapatan bunga bersih, total EBITDA yang Disesuaikan dan Net Interest Income mencapai angka positif Rp 201 miliar.

Bukalapak secara keseluruhan membukukan posisi keuangan yang solid, dengan total kas, setara kas, dan investasi likuid mencapai Rp 18,5 triliun per 30 Juni 2025. Dana tersebut ditempatkan pada instrumen likuid seperti deposito, obligasi pemerintah, dan reksa dana, sehingga memberikan fleksibilitas keuangan yang tinggi untuk mendukung strategi pertumbuhan jangka panjang.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...