Laba Emtek (EMTK) Melonjak 2.716% jadi Rp 4,2 Triliun, Apa Saja Penopangnya?
Emiten PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek menorehkan kenaikan laba bersih sebesar 2.716% selama paruh pertama tahun 2025. Lonjakan ini menjadi sorotan di tengah dinamika sektor teknologi dan media, apalagi Emtek sempat mencatatkan kinerja yang tidak terlalu mencolok di tahun sebelumnya.
Merujuk laporan keuangan yang dipublikasi perseroan, Emtek mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,22 triliun melonjak hebat dari perolehan laba bersih tahun sebelumnya yaitu Rp 150,35 miliar pada 2024. Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan neto Emtek menjadi Rp 8,80 triliun dari Rp 5,34 triliun dalam periode yang sama secara tahunan atau year on year (yoy).
Pendapatan Emtek didapatkan dari bisnis iklan sebesar Rp 2,44 triliun. Selanjutnya jasa pergudangan, penunjang penerbangan, katering dan perbengkelan pesawat udara menyumbang sebesar Rp 1,53 triliun. Bisnis ini naik pesat 205,44% dari pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 505,45 miliar.
Kemudian ada jasa kesehatan dan rumah sakit sebesar Rp 1,21 triliun. Ada pula jasa VSAT, perbaikan, perawatan dan dukungan teknis sebesar Rp 370,22 miliar, dan penjualan barang sebesar Rp 105,62 miliar.
Emtek juga mencatatkan pendapatan lain-lain sebesar Rp 3,13 triliun. Jumlah ini melonjak 374%% dari pendapatan lainnya di tahun sebelumnya sebesar Rp 661,13.
Kenaikan pendapatan Emtek juga mengerek beban beban pokok pendapatan perseroan yang menebal dari Rp 6,41 triliun dari Rp 3,56 triliun secara yoy. Kendati demikian, laba usaha perseroan menurun menjadi Rp 345,66 miliar dari Rp 468,55 miliar.
Geliat Ekspansi Emtek
Di awal semester lalu, Emtek sempat memborong saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Berdasarkan catatan Katadata.co.id, Emtek melakukan pembelian saham SCMA sebesar 50 juta saham dengan harga rata-rata Rp 137 pada 4 Desember 2024.
Pembelian tidak hanya sampai disitu, EMTK melakukan pembelian saham SCMA sebanyak 75 juta saham dengan harga rata-rata Rp 221 pada 12 Februari 2025. Jika diakumulasikan kepemilikan SCMA mencapai 62,31% hingga 12 Februari 2025 atau setara 922,92 juta saham dengan mengeluarkan dana Rp 158,83 miliar.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan sektor teknologi sedang mengalami tren penguatan dibandingkan sektor lain. Hal ini karena adanya katalis positif yang berasal dari penguatan teknologi sektor dari negara-negara maju.
Menurut Nafan, perkembangan signifikan kecerdasan buatan atau AI menjadi motor penggerak saham sektor teknologi. Namun demikian, Nafan mengimbau investor lebih baik untuk selektif dalam memilih saham-saham teknologi.
"Kecuali kalau hanya trading jangka pendek, paling tidak cermati saham yang masih dalam fase mendatar tapi ada kecenderungan terjadi bullish consolidation," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Selasa (11/3).
Bullish consolidation merupakan pola grafik yang menunjukkan pergerakan harga saham naik setelah periode koreksi harga.
